Kurator menjelaskan foto-foto yang berada di pameran Untaian Katulistiwa di Jakarta, Senin (3/2/2020)/Yudi Supriyanto
Entertainment

Pameran Lukisan Untaian Katulistiwa Melalui Seleksi Ketat

Yudi Supriyanto
Senin, 3 Februari 2020 - 22:28
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Galeri Nasional Indonesia mengungkapkan perlu dilakukan kajian terlebih dahulu, untuk menjadikan salah satu lukisan yang dipamerkan masuk dalam tema Untaian Katulistiwa.

Kepala Galeri Nasional Indonesia Pustanto mengungkapkan pihaknya memiliki standar dalam menjadikan lukisan sebagai koleksi. Dia menjelaskan kajian-kajian yang perlu dilakukan sebelum menjadikan satu lukisan sebagai koleksi dilakukan dari berbagai hal seperti kesejarahan, nilai, dan sebagainya.

"[Menjadikan salah satu lukisan sebagai koleksi Galeri Nasional Indonesia] Belum ada pembicaraan," kata Pustanto di Jakarta, Senin (3/2/2020).

Saat ini, dia menuturkan pihaknya juga memiliki koleksi lukisan-lukisan dari luar negeri dengan jumlah cukup banyak. Untuk diketahui, Galeri Nasional Indonesia memperkirakan pameran lukisan bertema Untaian Katulistiwa akan mendatangkan pengujung sebanyak 10.000 - 15.000 orang selama masa pameran pada 3 - 17 Februari 2020.

Pameran ini merupakan kick-off rangkaian kegiatan peringatan 70 tahun pembukaan hubungan diplomatik Indonesia-Rusia yang akan diperingati di Indonesia dan Rusia selama 2020 dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Jumlah lukisan yang ditampilkan dalam pameran tersebut mencapai 50 lukisan, selama 3 Februari hingga 17 Februari 2020. Karya yang dipamerkan merupakan karya seniman terkemuka Rusia yang dibuat dalam rentang waktu 20 tahun.

Tidak hanya lukisan, dalam pameran tersebut juga ditampilkan sejumlah foto seperti kunjungan Pangeran Nikolay Alexandrovich ke Hindia Belanda pada 1891, Konsul Jenderal Ke-tsar-an Rusia di Batavia, Kunjungan Presiden Soekarno ke Rusia, kunjungan PM Nikita Kruschev ke Indonesia pada 1960, dan sebagainya.

Selain itu juga terdapat dokumen-dokumen yang dipamerkan, yang menggambarkan berbagai korespondensi Kementerian Luar Negeri Uni Soviet dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia tentang pengakuan Uni Soviet terhadap kedaulatan Indonesia pada 3 Februari 1950

Kemudian terdapat juga dokumen kerja sama pembangunan Indonesia dan Uni Soviet seperti Stadion Gelora Bung Karno, patung Tugu Tani, dan Rumah Sakit Persahabatan. Berbagai film dokumenter Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) juga ditampilkan dalam pameran ini.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro