Bisnis.com, JAKARTA - Tradisi berkirim kartu ucapan yang sudah berlangsung sejak era Victoria dikhawatirkan akan terkikis seiring dengan kemajuan teknologi.
Namun, CEO Greeting Card Association Amanda Fergusson mengungkapkan laporan pasar yang dia rilis tahun lalu menunjukkan bahwa sepanjang 2018 masyarakat Inggris menghabiskan 1,7 miliar poundsterling untuk membeli kartu ucapan.
Adapun generasi Z dengan rentang usia 18 hingga 24 tahun tercatat membeli lebih banyak kartu ucapan dari kelompok usia lainnya.
"Kami melihat adanya pertumbuhan signifikan pada pengiriman kartu dengan pesan untuk menghibur seseorang," kata Fergusson, seperti dikutip melalui The Guardian, Jumat (14/2/2020).
Ada peningkatan besar khususnya untuk kartu yang tidak masuk ke kategori apapun atau no occasion cards. Dia percaya bahwa milenial dan generasi Z membeli kartu-kartu ini karena dianggap memiliki dampak yang lebih kuat daripada sekadar berkirim pesan melalui media sosial.
Kartu-kartu dengan pesan kontemporer seperti "Just be your beautiful self” dan “Proud of you" banyak dicari oleh konsumen
Kartu ucapan selamat dengan tulisan just be your self./maquina37
Industri ini juga didukung oleh hal lain yang secara sinikal dapat disebut sebagai tren, yakni feminisme. Kartu-kartu yang berkaitan erat dengan perempuan dan motivasi perempuan kian diminati.
Seniman Lucy Creed, pendiri Poet and Painter, mengatakan produk terlarisnya adalah kartu bergaris yang hanya bertuliskan “A woman’s place is where she says it is.”
Sementara itu, Cath Tate, yang telah merancang kartu sejak tahun 1980-an, mengatakan kartu paling populernya berbunyi: “Women don’t grow old. They just become more important.” Terlepas dari kemajuan internet, 94% kartu ucapan masih dibeli di toko.
“Tidak banyak kartu yang dibeli, jadi yang harus Anda coba lakukan adalah meningkatkan harga rata-rata,” kata Paul Taylor, direktur pengelola Cardzone, yang memiliki 130 toko di seluruh Inggris.
Sementara itu, aksesoris kartu seperti glitter yang sudah jarang digunakan, karena alasan pencemaran lingkungan. Namun lembaran alumunium (foil) pada kartu dapat membantu mendongkrak harga dan bisa didaur ulang.
Cara lain untuk membuat orang membeli kartu adalah dengan menyisipkan kampanye produksi keberlanjutan pada kartu hingga amplop yang digunakan. Saat ini juga semakin banyak kartu ucapan dijual tanpa plastik untuk memerangi masalah lingkungan.
Bagi sebagian produsen kartu ucapan, keberadaan internet tidak serta merta membunuh industri kuno ini.
Menurut mereka, digital printing justru memberikan kesempatan bagi penerbit kecil untuk melakukan produksi yang sebelumnya dibatasi oleh sejumlah aturan. Meningkatnya tren bertukar kado di kalangan milenial juga mendorong tren belanja kartu ucapan.
Woodmansterne, penerbit kartu ucapan, mengatakaan bahwa penerbit besar seperti Hallmark dan UK Greetings dihadapi oleh kesulitan bisnis karena kalah dari pendatang baru yang lebih inovatif.