Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito dalam acara 'Bursa Hilirisasi Inovasi Herbal Indonesia 2020' di Jakarta, Rabu (19/2/2020). JIBI/Bisnis - Denis Riantiza Meilanova
Health

Kaya Herbal, Indonesia Baru Punya 62 OHT dan 24 Fitofarmaka

Denis Riantiza Meilanova
Rabu, 19 Februari 2020 - 13:36
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan pemanfaatan tanaman obat sebagai obat herbal di Indonesia masih minim. Padahal, potensinya sangat besar dibandingkan negara lain.

Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies tumbuhan maupun sumber daya laut dan sekitar 9.600 spesies tanaman dan hewan telah teridentifikasi memiliki khasiat obat. Namun, produk obat herbal dan fitofarmaka masih sangat sedikit.

"Baru ada 62 OHT (obat herbal terstandar) dan 24 fitofarmaka yang terdaftar di BPOM. Ini masih terbilang sedikit dibandingkan potensinya," ujar Penny dalam acara 'Bursa Hilirisasi Inovasi Herbal Indonesia 2020' di Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Penny menilai penelitian di bidang obat herbal sebetulnya telah banyak dilakukan oleh institusi pendidikan maupun institusi peneliti lainnya. Hanya saja, hasil penelitian tersebut tidak dikembangkan lebih lanjut menjadi produk komersil.

Oleh karena itu, BPOM melakukan pendampingan riset obat herbal hingga siap untuk menjadi produk komersial. Pendampingan penelitian uji klinik yang dilakukan, mulai dari penyusunan protokol, pendanaan, hingga pelaksanaan uji klinik yang dilakukan terhadap sistem manajemen mutu, fasilitas uji klinik, dokumen uji klinik, dan produk uji.

"Setelah riset jadi mereka harus bermitra dengan industri sehingga bisa dikomersilkan. BPOM akan dampingi proses hilirisasinya ini dalam pelaksanaan uji klinik sehingga terbukti aman, berkhasiat, untuk jadi obat," kata Penny.

Hingga 2019, sudah berjalan delapan penelitian yang terdiri atas lima uji pra klinik dan tiga uji klinik. Selain itu, terdapat 19 riset obat herbal yang sedang didampingi BPOM hingga produk mendapat izin edar.

Adapun BPOM menyelenggarakan Bursa Hilirisasi Inovasi Herbal Indonesia 2020 pada 19-20 Februari 2020 di Balai Kartini, Jakarta. Forum ini salah satunya ditujukan untuk mempertemukan para peneliti obat herbal dengan pelaku usaha.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro