Bisnis.com, JAKARTA-- Setiap peristiwa signifikan bagi Indonesia berasal dari pergerakan anak muda. Ada banyak sejarah yang telah diciptakan anak muda.
Belum lagi fakta bahwa bonus demografi Indonesia akan dikuasai angkatan muda. Jika bonus demografi tak hanya di khidmati dengan bekerja sendiri-sendiri, tetapi beramai-ramai berhimpun, mendorong isu perubahan yang penting. Seperti tentang krisis iklim, tentang antikorupsi, tentang apa saja, maka bisa berdampak pada Indonesia.
Najwa Shihab, Co-founder Narasi mengungkapkan bahwa anak muda harus tahu, bahwa 10 tahun ke depan mereka adalah generasi penentu negeri, pemimpin masa depan. Anak muda harus tahu, bahwa penting membangun budaya yang membawa konteks bahwa anak muda mampu berkontribusi dalam partisipasi nyata di setiap solusi.
“Anak muda harus tahu, perlu langkah nyata yang harus dimulai sejak hari ini, membentuk generasi pemimpin masa depan, sekaligus mengejar ketertinggalan,” ujar Najwa di Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Gagasan Indonesia Butuh Anak Muda akhirnya menemukan medannya, mewujud dalam sebuah event Indonesia Butuh Anak Muda bersamaan pula dengan perayaan Satu Dekade Mata Najwa yang digelar pada Rabu, 19 Februari 2020 di Ciputra Artpreneur Jakarta.
Ada banyak hal baru yang diperkenalkan Narasi hari ini. Termasuk beragam aktivitas yang bisa dinikmati selama acara Indonesia Butuh Anak Muda berlangsung.
Sepanjang acara, pengunjung bisa mulai #bergerakdari Ruang Partisipasi, Ruang Instalasi, Ruang Mata Kita, dan Ruang Bisa Apa. Akan ada instalasi-instalasi mengenai beragam masalah anak muda hari ini di Ruang Instalasi. Anak muda akan mendapat edukasi program dari HukumOnline.com, World Wide Fund for Nature (WWF), dan Waste4Change di Ruang Partisipasi.
Anak muda juga bisa melakukan konsultasi membuat kampanye yang positif dan berdampak dari Change.org dan konsultasi finansial dari JOUSKA. Tak hanya itu, mereka juga bisa langsung mendaftar sebagai relawan di SabangMerauka dan Dompet Dhuafa.
Di Ruang Kita Bisa Apa ada konferensi dari 10 pembicara di antaranya: Pandji Pragiwaksono, Kunto Aji, Najelaa Shihab (penggagas #SemuaMuridSemuaGuru), Ayu Kartika Dewi (Staf Khusus Presiden & Co-founder SabangMerauke), Arief Aziz (Country Director Change.Org), Gede Robi (Musisi/aktivis Pulau Plastik), Tiza Mafira (Director Diet Kantong Plastik dan Climate Polici Initiative), Handayani (Direktur Konsumer PT. Bank Rakyat Indonesia), Aakar Abyasah Fidzuno (CEO & Founder of Jouska Indonesia), Faizal R. Djoemaji (Direktur Digital Business Telkom Indonesia).
Momen Indonesia Butuh Anak Muda juga menjadi penanda lahirnya Narasi baru, yang terlihat melalui peluncuran logo baru. Perkenalkan logo baru Narasi, Tala. Diambil dari garpu tala, alat untuk menyelaraskan suara. Tersusun dari warna kuning, sebagai pembawa harapan, energi positif, dan perubahan. Menjadi cerah dan kuat tetapi juga bisa menghadirkan kehangatan yang menerangkan. Sedangkan violet narasi kejelasan dalam berpikir.
Narasi perlu tumbuh layaknya anak muda lewat konten, event, dan kolaborasi yang sudah dan akan terus dilakukan terus menerus. Sebagai media, Narasi paham bahwa mengkritisi itu penting, begitu pula dengan memberi solusi.
Narasi menyuarakan Constructive Optimism. Narasi ingin menjadi Catalyst of Hope, memantik anak muda untuk melakukan perubahan yang nyata dengan keterbukaan pikiran serta menumbuhkan harapan dan optimisme.