Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah masih dalam proses merumuskan perhitungan insentif untuk pariwisata. Kendati , Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyatakan pihaknya hanya bisa memberikan insentif berupa bantuan promosi kepada para pelaku industri, online travel agent (OTA) dan maskapai.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Rizki Handayani mengatakan sebetulnya saat ini yang menjadi fokus dari Kemenpar adalah bagaimana mendorong permintaan dari dalam negeri.
“Jadi pak presiden kan juga ngomong kan airlines, kita juga mungkin deal dengan package-package, kami juga sudah bicara dengan yang pertama adalah bukan hanya dari segi supply, tapi juga gimana kita mendorong demand. Demand ini kan market lokal/ domestik akan kita dorong,” jelasnya, Rabu (19/2/2020).
Baca Juga Esport Berpotensi Gairahkan Pariwisata |
---|
Rizky menuturkan beberapa hari ini pihaknya sedang berkonsultasi dengan sejumlah maskapai dalam negeri, kementerian lembaga terkait hingga OTA untuk membuat paket wisata yang menarik dengan harga yang kompetitif.
“Ini masih on the proses, jadi ada beberapa finalisasi. Kemenpar akan bantu promosikan, kita gak bilang akan kasih insentif ke mereka. Tapi kan mereka bisa dapat bisnis, bisnisnya itu didapat dari kita mempromosikan mereka,” jelas Rizky.
Selain wisatawan domestik, yang juga didorong oleh pemerintah adalah MICE dalam negeri. Rizky mengatakan, pihaknya tengah mendorong Kementerian dan Lembaga untuk melakukan event atau meeting di destinasi-destinasi yang sangat terdampak dengan COVID-19 seperti Bali, Batam dan Manado.
“Kedua dari MICE, sebetulnya kami mendorong untuk pertemuan K/L untuk dilakukan terutama di destinasi yang sangat terdampak. Bali, Batam sama Manado. Apalagi, Bali itu 50% mengandalkan dari pariwisata.”
Adapun, sebetulnya skema insentif ini tidak hanya untuk wisatawan domestik melainkan juga untuk wisatawan mancanegara. “Tapi wisman kan market yang lagi sakit, kita gak bisa memprediksi sampai kapan. Market domestik kita masih oke.”