Sampel swab yang akan diuji untuk virus corona di sebuah rumah sakit di Wuhan, China, Sabtu (14/3/2020)./Bloomberg
Health

Ini Beda Tes PCR dengan Rapid Test Virus Corona

Krizia Putri Kinanti
Senin, 30 Maret 2020 - 12:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan melakukan tes massal virus corona terhadap 700.000 orang yang berisiko terinfeksi.

Pemeriksaan akan dilakukan dengan mengambil darah pasien sebagai sampel. Namun tahukah Anda perbedaan dari pemeriksaan PCR atau Polymerase Chain Reaction dan tes massal dengan rapid test?

dr.Shela Putri Sundawa mengatakan bahwa bedanya ada pada yang dideteksi. Yang dideteksi oleh rapid test adalah antibodi, yaitu protein yang dihasilkan oleh sel kekebalan tubuh sebagai reaksi infeksi virus penyebab COVID-19. Sedangkan PCR itu merupakan teknologi untuk mendeteksi RNA virus penyebab COVID-19. Yang dideteksi adalah RNA atau materi genetik yang ada di dalam diri virus.

"Jadi bagaimana beda interpretasinya? Rapid test baru bisa menunjukkan hasil positif apabila orang yg terinfeksi sudah membentuk reaksi kekebalan terhadap virus, sedangkan metode PCR bisa mendeteksi sejak virus itu datang. Asal kadarnya cukup melewati batas deteksi alat," katanya melalui akun Twitter @oxfara, Senin (30/3/2020).

Bedanya adalah rapid test ini baiknya baru dikerjakan setelah beberapa hari gejala muncul, karena tubuh butuh waktu untuk membentuk sistem kekebalan terlebih dahulu dan membentuk antibodi yang nantinya dideteksi oleh tes ini.

Rapid test menunjukkan keunggulan dibanding PCR untuk memeriksa jejak infeksi pada orang yg sudah sembuh. Artinya orang yang telah sembuh dari COVID-19, yg PCR nya negatif karena virusnya sudah tidak ada di tubuhnya masih bisa dibuktikan apakah dulu pernah terinfeksi virus ini.

Metode pemeriksaan rapid test untuk melihat adanya infeksi yang sudah sembuh ini dapat dimanfaatkan untuk mencari sumber-sumber kontak yang menjadi sulit diinvestigasi hanya mengandalkan deteksi ada tidaknya virus. Di Singapore metode ini berhasil menyibak misteri penularan di suatu tempat ibadah. Metode rapid test saat ini menjadi pilihan karena secara test, teknologi ini lebih murah dan mudah dalam segi pengambilan sampelnya. Sebagai perbandingan 1 kali test rapid test harga berkisar ratusan ribu sedangkan PCR 1 kali tes paling murah Rp1,5 juta.

"PCR secara masal sulit dikerjakan karena sulit pengambilan sampelnya, harganya mahal dan butuh ditranspor dengan media khusus. Dengan demikian rapid test dipilih menjadi alternatif. Tentu rapid test yang negatif belum bisa menyingkirkan COVID-19, karena alasan-alasan yang sudah saya sebut. Dengan demikian sampai saat ini tes baku emas untuk COVID-19 ini adalah metode PCR," ujarnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Covid-19 untuk Indonesia Achmad Yurianto mengatakan pemeriksaan massal adalah upaya pengecekan awal kepada masyarakat rentan terjangkit Corona. Jumlah pasien yang akan dites, ujar Yuri, sekitar 600.000 sampai 700.000 orang.

Pemerintah menyediakan 1 juta kit untuk memeriksa pasien secara massal. Langkah ini dilakukan melalui analisa risiko, sehingga hanya masyarakat berisiko tinggi yang akan diperiksa.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro