Batuk/fastpaceurgantcare.com
Health

Cambridge University Teliti Kemungkinan Deteksi Dini Virus Corona dari Suara Batuk

Syaiful Millah
Selasa, 7 April 2020 - 09:05
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah penelitian sedang dilakukan untuk melihat apakah virus corona baru atau COVID-19 dapat dideteksi melalui suara batuk atau bahkan hanya dari suara seseorang.

Cambridge University telah meluncurkan sebuah aplikasi suara untuk mengumpulkan rekaman dari sebanyak mungkin orang.

Tim peneliti tersebut meminta pengguna untuk mengirimkan catatan suara tentang aktivitas keluar rumah, batuk, dan membaca kalimat “Saya harap data saya dapat membantu mengelola pandemi virus.”

Para pengguna juga ditanya apakah mereka telah dites positif terkena virus corona dalam 14 hari terakhir atau apakah mereka masih di rumah sakit saat ini.

Aplikasi juga akan menanyakan kepada pengguna tentang usia, jenis kelamin biologis, gejala virus corona, aktivitas merokok, kondisi kesehatan lainnya, dan perkiraan lokasi mereka.

Selanjutnya, data yang dikumpulkan akan disimpan dalam server universitas dan akan digunakan untuk membantu mengembangkan algoritman pembelajaran mesin yang dapat digunakan untuk deteksi otomatis COVID-19.

Head of the Cambridge’s Department of Computer Science and Technology Cecilia Mascolo mengatakan bahwa ada kemungkinan batuk atau bahkan suara seseorang dapat digunakan untuk diagnosis dini virus corona baru.

“Kedua dapat memiliki perubahan yang cukup spesifik pada penyakit ini, tetapi masih ada begitu banyak yang kita tidak ketahui tentang virus dan penyakit yang disebabkannya. Dalam kondisi ini, makin banyak ingormasi yang dapat diandalkan, maka akan semakin baik,” katanya seperti dikutip Metro, Selasa (7/4).

Mascolo mengatakan bahwa rekaman orang tanpa diagnosis virus corona akan bertindak sebagai ‘kontrol’ dalam basis data. Sementara, masalah keamanan data universitas mengklaim aplikasi tidak melacak informasi pribadi para penggunanya.

Dia melanjutkan, setelah tim menyelesaikan analisis awal data yang dikumpulkan oleh aplikasi tersebut, mereka akan merilis hasil yang ditemukan kepada peneliti lainnya.

Menurut tim, basis data yang dimiliki akan dapat membantu menjelaskan bagaimana penyakit yang berkembang memiliki hubungan dengan komplikasi pernapasan dan juga riwayat medis para pasien atau pengguna.

“Setelah berbicara dengan dokter, salah satu hal paling umum yang mereka perhatikan tentang pasien dengan virus corona adalah cara mereka mengatur napas ketika berbicara, dan batuk kering, serta interval pola pernapasan mereka,” katanya.

Namun demikian, saat ini ada sangat sedikit basis data dari suara pernapasan orang-orang sehingga diperlukan pengumpulan data dalam jumlah banyak untuk membuat algoritma yang lebih baik, yang diharapkan dapat digunakan untuk instrumen deteksi ini.

“Bahkan jika kami tidak mendapatkan banyak data dari kasus positif virus corona, kita berharap dapat menemukan hubungan dengan kondisi kesehatan lainnya,” ujar Mascolo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro