Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mengimbau masyarakat beraktivitas di rumah untuk mencegah coronavirus disease atau Covid-19 sejak tiga pekan lalu sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Selama tiga pekan pertama di rumah saja, banyak yang merasa lebih boros, pengeluaran bertambah karena sering top up dompet digital dan belanja di supermarket untuk stok makanan.
Karena pengeluaran yang tak terduga, masyarakat harus bisa mengatur finansial dengan pintar dan efisien agar bisa menjalani masa pandemi corona dengan tenang. Ditambah lagi, kondisi ekonomi yang sedang tidak baik bisa mempengaruhi keuangan keluarga.
Namun, benarkah selama di rumah pengeluaran bertambah? Padahal ada pos yang berkurang, misalnya transportasi menuju tempat kerja dan biaya makan di luar.
Perencana keuangan Ligwina Hananto mengatakan semua harus diperhitungkan dengan ilmu keuangan, bukan dengan perasaan. Jangan jadikan bulan sebelumnya, terutama Februari, sebagai patokan menghitung pengeluaran karena kondisinya berbeda.
"Mulai minggu ini catat ulang dari hari ke hari, apa memang lebih boros atau enggak. Bisa ketahuan ada pos yang besar tapi ada juga yang kecil," ucap Ligwina dalam live Instagram Tips Menjaga Keuangan Keluarga di Tengah Pandemi yang diadakan Teman Bumil, Selasa (7/4/2020).
Ilustrasinya akan ada ongkos keuangan yang hilang untuk transportasi seperti bensin dan parkir, belum kalau meeting di luar, masak sendiri lebih kecil bisa sampai seperlima makan di luar. Kemudian belum biaya entertainment juga mesti dicatat ulang.
"Kondisi ekonomi kan sedang nggak baik, tentu penghasilan juga berubah sementara utang cicilan harus dibayar, ditambah dengan pengeluaran rutin. Prioritas pada kebutuhan utama yakni cicilan dan pengeluaran rutin. Sementara tabungan, life style, dan social life bisa diturunkan." paparnya.
Jika kondisi dana darurat Anda terbatas, maka bisa menggunakan tabungan yang Anda miliki. Jadi ilustrasinya tabungan(macam-macam jenisnya) adalah kendaraannya, exit-nya mau di mana dulu itu yang disebut dana darurat.
"Misal untuk persiapan dana darurat di masa sekarang, menjelang lahiran atau pendidikan anak. Pilih produk yang liquid dan risikonya minimal misalnya tabungan, deposito, reksadana dan tabungan emas.
Menurut Ligwina meski secara pekerjaan masih aman namun bukan berarti tidak menyiapkan anggaran darurat, khususnya bertahan 5-6 bulan ke depan.
"Kitalah yang menjaga dan mem-protect agar keuangan tetap stabil, catat ulang semua post keuangan," tegasnya.