Penyanyi Adele dalam Grammy Awards 2016 di Los Angeles, California, Senin (15/2/2016)./Reuters-Danny Moloshoka
Health

Diet Sirtfood ala Adele Makin Digandrungi, Pahami Cara Kerja dan Efek Sampingnya

Nirmala Aninda
Kamis, 28 Mei 2020 - 19:13
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah penyanyi Adele dan cerita penurunan berat badannya menjadi berita utama, tumbuh minat pada strategi diet yang dia lakukan untuk mencapai berat badan ideal.

Diet 'sirtfoods' bukanlah hal baru. Adele sendiri tidak merekomendasikan atau bahkan membicarakannya, tetapi tren Google untuk istilah ini meningkat bulan ini karena posting ulang tahun Adele di Instagram mendominasi internet.

Dilansir melalui Insider, konsep diet ini dipopulerkan pada 2016 dalam sebuah buku berjudul 'The Sirtfood Diet' oleh apoteker Aidan Goggins dan ahli gizi Glen Matten.

Diet sirtfood melibatkan makanan tinggi protein yang disebut sirtuin, termasuk blueberry, stroberi, kunyit, kacang walnut, bawang, teh hijau, dan bahkan anggur merah dan coklat hitam. Makanan-makanan itu akan memotong kalori untuk menurunkan berat badan.

Meskipun makanan yang direkomendasikan dalam diet ini termasuk makanan sehat, diet sirtfood kemungkinan memiliki batasan-batasan yang mungkin membuatnya sulit untuk diikuti dalam jangka panjang.

Ada banyak bukti bahwa sirtfoods baik untuk tubuh. Blueberry, stroberi, anggur merah, dan cokelat hitam hanyalah beberapa contoh makanan lezat yang bisa Anda nikmati dalam diet ini.

Makanan lain yang kaya akan sirtuin adalah teh hijau, bawang, seledri, peterseli, arugula, dan kangkung, kenari, soba, dan buah jeruk.

"Ada beberapa penelitian bahwa makanan kaya sirtuin dapat membantu memediasi metabolisme dan berpotensi memiliki manfaat untuk memperpanjang umur Anda, meskipun belum ada cukup data untuk sepenuhnya memahami bagaimana hal itu bekerja," seperti dikutip melalui Insider, Kamis (28/5/2020).

Para pendukung konsep diet sirtfoods juga mengutip fakta bahwa banyak dari bahan makanan seperti anggur dan sayuran hijau biasa ditemukan di daerah yang disebut 'Zona Biru', di dunia tempat orang-orang cenderung berumur panjang.

Banyak dari makanan ini juga mengandung senyawa sehat lainnya, termasuk vitamin dan mikronutrien yang disebut polifenol, zat yang ditemukan dalam makanan nabati yang menurut penelitian dapat memiliki efek antioksidan dan anti-inflamasi, membantu mengurangi risiko banyak penyakit kronis dan penyakit yang berkaitan dengan penuaan.

Namun, menurut para ahli, diet ketat dengan asupan kalori kurang dari 1.500 per hari dapat berisiko dan tidak mudah untuk dilakukan secara berkelanjutan.

Konsep diet ini terdiri dari siklus makan selama 7 hari dengan asupan hanya 1.000 kalori per hari, untuk 3 hari pertama dan 1.500 kalori per hari selama 4-7 hari.

Menurut Harvard Health, asupan kalori kurang dari 1.500 hingga 1.200 dapat meningkatkan risiko kekurangan gizi. Plus, ada banyak makanan dan nutrisi yang tidak termasuk dalam daftar itu, termasuk sumber protein dari ayam hingga kacang-kacangan, lemak sehat, biji-bijian utuh, dan banyak lagi.

"Diet apa pun yang memotong kalori dengan ketat juga sangat sulit diikuti dalam jangka panjang," kata ahli gizi Rachael Hartley kepada Insider.

Dia menambahkan, asupan 1.000 kalori per hari adalah anjuran unutk anak usia 2 tahun. Jika orang dewasa menerapkan metode ini mereka akan kesulitan untuk beraktivitas seperti biasa.

Hal ini juga bisa berisiko bagi orang-orang dengan riwayat gangguan makan atau yang memiliki hubungan yang tidak begitu akrab dengan makanan.

Jadi, meskipun tidak masalah untuk memasukkan sedikit lebih banyak teh hijau, beri, dan bahkan anggur dengan makanan sehari-hari Anda, tetap lebih baik untuk berkonsultasi dengan ahli gizi sebelum beralih ke tren makanan atau diet terbaru.

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Nurbaiti
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro