Bisnis.com, JAKARTA - GlaxoSmithKline (GSK) tengah melakukan pembicaraan dengan pemerintah untuk ekspansi dalam membuat booster atau adjuvant, yang akan membantu meningkatkan produksi vaksin virus Corona (Covid-19).
Adjuvant merupakan komponen utama dari pendekatan vaksin tradisional. Ini terbukti menciptakan kekebalan yang lebih kuat dan tahan lama terhadap infeksi virus.
Produsen obat di Inggris tidak mengungkapkan biaya program, hanya mengatakan bahwa produksi akan terjadi di lokasi di Eropa dan Amerika Utara dan akan menginvestasikan kembali keuntungan apa pun ke dalam penelitian virus corona dan persiapan untuk pandemi masa depan.
Perusahaan ini adalah salah satu dari banyak pemain global yang bekerja pada proyek untuk mengatasi penyakit pernapasan yang saat ini tidak memiliki perawatan dan telah menewaskan sekitar 350.000 orang.
"Kami percaya bahwa lebih dari satu vaksin akan diperlukan untuk mengatasi pandemi ini dan kami bekerja sama dengan mitra di seluruh dunia untuk melakukannya," kata Presiden Vaksin Global GSK Roger Connor, dikutip dari Aljazeera.com, Sabtu (30/5/2020).
Serta kolaborasinya dengan Sanofi, GSK telah memberikan kontribusi pembantu untuk aliansi yang melibatkan perusahaan biotek Cina Clover Biopharmaceuticals dan Xiamen Innovax, serta Universitas Queensland, Australia.
Para ahli telah memperkirakan bahwa vaksin yang berhasil akan membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk dikembangkan. Perusahaan dan pemerintah mencurahkan uang ke banyak program sebagai harapan terbaik mereka untuk memungkinkan menyelesaikan lockdown dan membuat ekonomi berkembang lagi.
Sementara lebih dari 100 kandidat vaksin sedang diuji coba, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, hanya 10 yang telah pindah ke tahap pengujian manusia, suatu tahap di mana mereka diselidiki untuk keamanan dan kemanjuran, dan dimana sebagian besar vaksin gagal.
Pendekatan vaksin lain yang menjanjikan dilakukan tanpa bahan pembantu. Ini termasuk penggunaan apa yang disebut mRNA, yang dilakukan oleh Moderna dan Biontech, di mana kode genetik disuntikkan ke dalam tubuh untuk menginstruksikan sel manusia untuk membuat protein mirip virus yang memicu respons kekebalan.Pendekatan vektor virus AstraZeneca dan Oxford University, di mana virus yang tidak berbahaya menginstruksikan sel manusia untuk membuat protein yang mirip virus, juga tidak memerlukan bahan pembantu.
Amerika Serikat pekan lalu mendapatkan hampir sepertiga dari satu miliar dosis pertama yang direncanakan untuk vaksin Covid-19 AstraZeneca dengan menjanjikan hingga $1,2 miliar. GSK mengatakan menyediakan bahan pembantu untuk negara-negara termiskin di dunia akan menjadi bagian penting dari upayanya.