Bisnis.com, JAKARTA -- Aspen Network of Development Entrepreneurs (ANDE) bersama dengan U.S. Agency for International Development (USAID) dan Visa Foundation mengumumkan bahwa delapan organisasi telah terpilih untuk menerima pendanaan dari program Advancing Women’s Empowerment Fund (AWEF).
AWEF merupakan program perdana yang dilakukan di bawah ANDE Gender Equality Initiative. Pertama kali diumumkan pada Konferensi Tahunan ANDE pada bulan September 2019 lalu, AWEF merupakan program mitra dari Women’s Global Development and Prosperity (W-GDP) Initiative yang dipimpin oleh pemerintah Amerika Serikat.
Pendanaan bertujuan untuk mengatasi kesenjangan akses pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) yang dikelola oleh perempuan, yang nilainya diperkirakan mencapai US$320 miliar di negara-negara berkembang berdasarkan data International Finance Corporation (IFC).
Menurut studi Global Accelerator Learning Initiative (GALI) yang dirilis ANDE, usaha yang dikelola oleh perempuan cenderung jarang mendaftar ke program akselerasi bisnis, dan mereka yang terpilih juga cenderung memiliki kemungkinan yang lebih kecil dalam mendapatkan pembiayaan ekuitas dibandingkan usaha yang dikelola laki-laki.
Untuk membantu mengatasi kesenjangan tersebut, AWEF akan mengalokasikan dana hibah sebesar US$1,2 juta untuk uji coba model yang tepat dalam meningkatkan investasi ke sektor UKM yang dikelola oleh perempuan selama dua tahun ke depan di Asia Selatan dan Asia Tenggara, dengan dukungan finansial dari USAID dan Visa Foundation.
"ANDE telah mengakselerasi pendanaan selama dekade terakhir dalam mengatasi berbagai tantangan yang ada. Kami senang dapat menjalankan program ini dalam rangka menangani isu kesenjangan pendanaan berbasis gender bagi pelaku usaha di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Kami berharap dapat berbagi pelajaran dari pendekatan-pendekatan inovatif yang melibatkan sektor UKM ini," ujar Jenny Everett, managing Director ANDE melalui siaran resmi yang diterima Bisnis, Kamis (4/6/2020).
Setiap pemenang akan menerima hingga US$150 ribu selama satu tahun ke depan, untuk uji coba model usaha yang dapat mengakselerasi investasi ke sektor UKM yang dikelola perempuan melalui sejumlah pendekatan yang inovatif. Sejumlah UKM yang menerima pendanaan berada di berbagai negara, yakni Bangladesh, Filipina, India, Indonesia, Kamboja, Myanmar, Nepal, Pakistan, dan Vietnam.
"Kualitas proposal dan keragaman pendekatan yang diusulkan oleh pemenang AWEF sangat menarik," ungkap Graham Macmillan, President dari Visa Foundation. "Selama setahun mendatang, kami akan menguji dan mempelajari cara terbaik untuk mendapatkan modal investasi bagi pelaku usaha perempuan di negara berkembang, yang akan sangat membantu terutama dalam saat-saat seperti sekarang ini," tuturnya.
Panel ahli memilih delapan pemenang dari kurang lebih 180 total proposal yang masuk. Penilaian diambil berdasarkan pemahaman pemenang mengenai masalah yang ingin diatasi oleh AWEF, kelayakan proposal yang diajukan, dampak yang diharapkan, serta pembelajaran yang dapat diambil oleh penyedia layanan UKM dan investor ke depannya. Pemenang yang dipilih adalah:
1.BoP Innovation Center dan One to Watch, untuk mengembangkan program akselerasi baru dalam meningkatkan jumlah UKM yang dikelola perempuan yang siap investasi di Myanmar
2.Massachusetts Institute of Technology (MIT) D-Lab, untuk mengidentifikasi jaringan pendiri UKM perempuan yang dapat dilibatkan dalam menciptakan program akselerator bersama untuk mengatasi kesenjangan investasi melalui pendekatan bottom up di India;
3.Miller Center for Social Entrepreneurship and CaterpillHERS, untuk menyediakan kurikulum, pelatihan, dan bimbingan bisnis online untuk membangun kesiapan investasi bagi perusahaan yang dikelola oleh perempuan di lima kota di Pakistan;
4.SHE Investments, untuk menciptakan jaringan usaha yang dikelola oleh perempuan yang siap investasi di Kamboja dan menyediakan akses ke sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan untuk meningkatkan skala bisnis;
5.Value for Women, untuk memperkuat akses layanan keuangan dan pengembangan bisnis bagi usaha dan perusahaan sosial inklusif gender yang dikelola perempuan di Myanmar, Filipina, Indonesia, dan Vietnam
6.Village Capital, untuk menguji dampak pembiayaan berbasis pendapatan dalam penggalangan dana untuk UKM yang dikelola perempuan di India;
7.Villgro Philippines, untuk menciptakan program akselerator dalam menyediakan akses ke modal kerja, pengembangan kapasitas, bimbingan, dan pemilihan investor yang tepat bagi UKM yang dikelola perempuan di Filipina, dan
8.Women’s Initiative for Startups and Entrepreneurship (WISE) untuk mengatasi kesenjangan pendanaan tahap awal untuk usaha yang dikelola perempuan di Vietnam dengan meningkatkan peluang pasar dalam ekosistem angel investor.
Proyek akan dimulai dalam beberapa bulan mendatang dan berlangsung hingga satu tahun.