Bisnis.com, SLEMAN - Bersepeda atau olah raga gowes pada usia lanjut hendaknya dilakukan dengan tidak memaksakan diri, karena penyakit jantung, pembuluh vaskuler, hipertensi justru bisa berakibat fatal bagi kesehatan bahkan berujung kematian.
Aktivitas olahraga gowes atau bersepeda tengah menjadi trend saat pandemi Covid-19, namun kabar menyediahkan beberapa pegowes meninggal bisa menjadi bahan pembelajaran.
Kabar seorang pegowes asal Sleman yang meninggal dunia saat tengah bersepeda menjadi peringatan bari warga.
Peristiwa kematian mendadak ketika bersepeda ini mendapat perhatian dari ahli kesehatan. Dosen FKKMK UGM, Rustamaji meminta masyarakat memperhatikan kesehatannya jika ingin bersepeda.
"Memang bersepeda bisa mengurangi kadar stres, karena dilakukan sambil santai dan menghirup udara segar. Namun, kesehatan perlu diperhatikan, apakah punya penyakit bawaan," kata Rustamaji, Senin (6/7/2020).
Ia yang juga menjabat Ketua Gugus Tugas Covid-19 UGM ini menegaskan khususnya bagi masyarakat yang sudah berumur harus konsultasi olahraga apa yang sesuai dengan dokter. "Kalau pesepeda ada riwayat penyakit serius seperti sakit jantung, pembuluh vaskuler, hipertensi akan sangat berbahaya. Orang dengan riwayat gangguan jantung tentu berisiko terkena serangan jantung kapan pun," kata Rustamaji.
Dalam selang sekitar tiga pekan, setidaknya ada dua peristiwa tragis ketika warga DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) meninggal saat berolahraga gowes atau bersepeda. Senin hari ini (6/7/2020) warga sleman meninggal saat bersepeda santai, sebelumnya pada 14 Juni 2020, warga Bantul meninggal saat bersepeda di wilayah Kulonprogo. Berikut kronologin kedua persistiwa itu.
Jantungan, Pegowes Sleman Meninggal
Seorang pesepeda asal Maguwoharjo, Depok, Sleman dikabarkan meninggal dunia pada Senin (6/7/2020) pagi. Ia tiba-tiba ambruk saat mengayuh sepeda sepulang menunaikan ibadah salat subuh di masjid dekat rumahnya.
"Iya betul ada laka tunggal tadi pagi pukul 07.10 WIB di Maguwoharjo. Yang bersangkutan mengayuh sepeda, lalu ambruk pingsan. Bukan ketabrak, dia jatuh sendiri, jalanan juga masih sepi," kata Kompol Suhadi.
Menurutnya, pesepeda yang bekerja sebagai karyawan swasta itu pada Senin pagi berkeliling dengan sepeda setelah pulang menunaikan salat subuh. Saat tiba di lokasi kejadian di Jalan Anggrek, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Kaseri tiba-tiba ambruk.
Warga sekitar yang mengenalinya langsung menolongnya dan menghubungi RS Hermina. Begitu dibawa ke RS Hermina, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga yang diterima kepolisian, korban mempunyai riwayat sakit jantung dan dan rutin cek kesehatan ke RS Hermina. "Dari pihak keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah, karena mereka tahu bahwa korban punya riwayat sakit," ujar Suhadi.
Tak Kuat Menanjak, Terkapar
Seorang goweser asal Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Aloisius Sumarjono, 46, meninggal dunia usai terjatuh dari sepeda lipat saat tengah menanjak di jalan Sentolo-Muntilan, Dusun Sanggrahan, Kalurahan Banjarharjo, Kapanewon Kalibawang, Kulonprogo, Minggu (14/6/2020).
Aloisius diketahui berangkat gowes seorang diri dari Kasihan, Bantul. Tujuannya hendak ke wilayah Duwet, Kalibawang. Namun di tengah perjalanan, Alosius harus meregang nyawa dengan cara seperti itu. Adapun korban ditemukan meninggal dunia di jalan Sentolo-Muntilan yang merupakan jalan tanjakan sekitar pukul 10.20 WIB. Detik-detik meninggalnya pria asal Bantul ini diketahui oleh Heri Darmawan, Panewu Kalibawang.
Saat kejadian, Heri tengah melaju dari selatan menuju utara menggunakan mobilnya. Sesampainya di lokasi kejadian, ia melihat Alosius terjatuh dari sepeda lipat berwarna kuning. Sepeda terjatuh di tepi jalan, sementara Alosius tersungkur hingga masuk ke parit.
Melihat kejadian tersebut, Heri lantas menghentikan kendarannya dan berupaya menolong korban. Disusul beberapa warga sekitar yang juga hendak melakukan pertolongan. Alosius kemudian dibawa ke Rumah Sakit Santo Yusup Boro Kalibawang.
Di sana dilakukan pemeriksaaan oleh petugas medis dan diketahui Alosius telah meninggal dunia. Karena di tubuh Aloisius tidak ditemukan hal mencurigakan, seusai diperiksa di Rumah Sakit, korban kemudian diambil keluarganya.
Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Kulonprogo mengingatkan agar pesepeda atau penggemar sepeda tidak memaksakan diri saat melintasi tanjakan, karena bisa berakitbat fatal jika memaksakan diri di luar kemampuan maksimal.
Hal itu dilontarkan Wakil Ketua ISSI Kulonprogo Aris Nugraha mengomentari meninggalnya pesepeda asal Kabupaten Bantul karena kelelahan ketika menanjak di wilayah Kapanewon Kalibawang, Kulonprogo beberapa waktu lalu. Peristiwa ini menjadi pelajaran penting agar pegowes lebih berhati-hati dalam menjalani olahraga tersebut.
"Harapan kita kan gowes itu untuk mencari kesehatan, apalagi di usia seperti yang meninggal itu kan sudah 40 lebih, artinya bersepeda bukan untuk prestasi, hanya sebatas kita mencari kesehatan, kedua refreshing, sehingga perlu disesuaikan dengan kemampuan masing-masing," ujarnya Selasa (16/6/2020).
Aris yang sudah bertahun-tahun menggeluti olahraga sepeda dan bergabung dalam komunitas Menoreh Biker ini menuturkan, niat awal bersepeda adalah untuk menjaga kebugaran tubuh. Sehingga dalam pelaksanaannya tidak perlu dipaksakan. Apalagi jika kondisi badan sedang tidak fit.