Tes swab untuk memeriksa virus corona (Covid-19) di rongga hidung./istimewa
Health

Himpunan Dokter Patologi: Hasil Rapid Tes Negatif Tidak Menjamin Bebas Corona

Novita Sari Simamora
Minggu, 12 Juli 2020 - 16:08
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik meminta penghentian tes rapid sebagai syarat melakukan perjalanan dan mengganti menjadi tes cepat molekuler PCR dengan sampel swab.

Akhir-akhir ini, penyedia akomodasi perjalanan dalam negeri, baik transportasi darat, kereta api, laut dan udara memberikan syarat dokumen kelengkapan rapid tes untuk melakukan perjalanan. Namun hal ini ditentang oleh dokter patologi.

"Kami dari Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLin) ingin menyampaikan tanggapan," tulis Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Aryati dalam  secarik surat, Minggu (12/7/2020).

Berikut tanggapan dari PDS PatKLin:

- Pemeriksaan PCR virus SARS-CoV-2 dengan hasil negatif maupun rapid tes antibodi SARS-COV-2 dengan hasil non reaktif tidak dapat menjamin seseorang tidak terpapar virus corona, sehingga tidak dapat dinyatakan bebas dari virus SARS-CoV-2.

- Sebab, dalam pemeriksaan rapid tes masih bisa didapati hasil negatif palsu. Dengan demikian, waktu yang dibutuhkan sejak pengambilan swab hingga hasil PCR selesai masih bervariasi mulai dari 2 hari hingga 3 minggu. Ini menyulitkan calon penumpang.

- Adapun pemeriksaan rapid tes memiliki sensitivitas dan spesifikasi yang tidak tinggi, sehingga muncul kemungkinan negatif palsu maupun positif palsu yang dampaknya berbahaya dan merugikan.

tes rapid tidak efektif jadi lebih baik tes swab
tes rapid tidak efektif jadi lebih baik tes swab

Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, epidemiolog Universitas UI Pandu Riono menyerukan agar cara Rapid Test Antibodi distop karena disalahgunakan.

Dia menyatakan Pemerintah harus melindungi publik dari layanan rapid test. Lebih lanjut Pandu menyatakan jika Rapid Test Antibodi tidak mendeteksi orang dengan virus Covid-19.

"Ini bukan metode yang dianjurkan untuk skrining. Juga buka  prasyarat penting lakukan perjalanan dan kegiatan lain," tegasnya dikutip dari akun twitternya.

Dia juga menjabarkan jika rapid test tidak membantu surveilans Tes-Lacak-Isolasi yg bertujuan putus rantai penularan. Karena itu dia menyatakan setop penggunaannya.

Dikutip dari alodokter.com, rapid test adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona. Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro