Bisnis.com, JAKARTA – Seorang ilmuwan China terkemuka berpendapat bahwa virus corona baru berasal dari laboratorium militer di China, bukan dari pasar basah seperti yang dikatakan oleh otoritas setempat.
Li Meng-Yan, spesialis virologi di Hong Kong's School of Public Health yang melarikan diri ke Amerika Serikat mengatakan bahwa dia menilai virus corona diciptakan di laboratorium yang terhubung dengan People's Liberation Army. Akan tetapi Beijing membantah tuduhan tersebut.
Dalam wawancara langsung dengan kantor berita Taiwan Lude Press, Li-Meng mengatakan secara blak-blak bahwa virus yang menyebabkan pandemi berasal dari laboratorium militer Partai Komunis China, sementara pasar basah di Wuhan hanya dijadikan sebagai umpan.
Dia menekankan bahwa ketika dia melaporkan temuannya kepada atasan, laporannya itu tidak dianggap serius dan diabaikan. Pada titik itu, dia mengklaim bahwa mustahil baginya untuk melaporkan temuan itu ke tingkat tinggi Partai Komunis.
“saya tahu bahwa begitu saya bicara, saya bisa menghilang kapan saja. Sama seperti semua pemrotes yang berani di Hong Kong. Saya bisa menghilang kapan saja, bahkan nama saya bisa saja tidak akan ada lagi,” katanya seperti dikutip Express UK, Selasa (4/8).
Ahli virologi itu mengatakan bahwa dia akan terus mengatakan yang hal sebenarnya tentang rezim Beijing dan pandemi dengan harapan ini bisa mempercepat pemahaman dunia luar tentang tentang rezim tersebut.
Berbicara kepada Fox News pada awal bulan ini, dia juga mengklaim merupakan salah satu ilmuwan pertama di dunia yang mempelajari virus corona. Dia diminta oleh atasannya di laboratorium untuk melihat gugus aneh kasus mirip SARS yang terjadi di Wuhan pada akhir Desember 2019.
“Pemerintah China menolak untuk membiarkan para ahli dari luar negeri, termasuk yang ada di Hong Kong untuk melakukan penelitian. Jadi saya meminta kepada teman-teman terdekat untuk mendapat informasi lebih lanjut,” tandasnya.
Setelah mempresentasikan temuannya, Li-Meng mengklaim bahwa atasannya pada awalnya menyarankan penyelidikan lebih lanjut tetapi kemudian atasannya itu memintanya untuk diam dan berhati-hati.
Menanggapi klaim tersebut, juru bicara Hong Kong's School of Public Health mengatakan bahwa Li-Meng saat ini bukan lagi menjabat sebagai karyawan di sekolah itu.
“Dr Li Meng Yan tidak lagi menjadi anggota staf universitas. Karena menghormati karyawan kami yang sekarang dan yang lama, kami tidak mengungkapkan informasi pribadi tentangnya. Pemahamannya sangat dihargai,” kata juru bicara.
Sementara itu, WHO belum mendeclare sumber dari virus itu, meskipun telah mengirim ahli epidemiologi dan spesialis kesehatan hewan ke Beijing pada 10 Juli untuk penyelidikan bagaimana virus memasuki spesies manusia.
Misi pelingkupan mereka sekarang lengkap, kata Tedros. "Tim lanjutan WHO yang melakukan perjalanan ke China kini telah menyelesaikan misi mereka untuk meletakkan dasar bagi upaya bersama lebih lanjut untuk mengidentifikasi asal virus," katanya.
"WHO dan para pakar Cina telah menyusun kerangka acuan untuk studi dan program kerja untuk tim internasional, yang dipimpin oleh WHO.
"Tim internasional mencakup ilmuwan dan peneliti terkemuka dari China dan seluruh dunia. Studi epidemiologis akan dimulai di Wuhan untuk mengidentifikasi sumber infeksi potensial dari kasus awal. Bukti dan hipotesis yang dihasilkan melalui pekerjaan ini akan meletakkan dasar untuk studi lebih lanjut, jangka panjang." Tambahnya.
Para ilmuwan percaya virus itu melonjak dari hewan ke manusia, mungkin dari pasar di kota Wuhan yang menjual daging hewan liar.