Bisnis.com, JAKARTA – Penulis Indonesia, Laksmi Pamuntjak, merilis sekuel kedua dari novel perdananya, AMBA, dengan judul Kekasih Musim Gugur yang terbit dalam bahasa Inggris dengan judul Fall Baby.
Dalam kancah penulisan kreatif sejenis novel, puisi, hingga kritik sastra dan seni nama Laksmi Pamuntjak memang tak lagi asing. Sukses berkat novelnya yang berjudul Amba, Laksmi terus mendulang kesuksesan. Salah satunya melalui novelnya yang berjudul Aruna dan Lidahnya, hingga naik ke layar lebar dan diperankan oleh Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra.
Karya-karya Laksmi juga sudah banyak yang dialihbahasakan dari Indonesia ke bahasa asing lainnya. Kali ini, novel Fall Baby bahkan ditulis sendiri pertama kali oleh Laksmi dalam bahasa Inggris.
Dia mengaku sudah sejak lama menerima tawaran yang menantang untuk mulai mengembangkan naskah novelnya dalam bahasa Inggris dan bisa diterbitkan oleh penerbit asing dengan pasar yang lebih luas.
Kini novel Fall Baby pada 2018 lalu akhirnya diterbitkan oleh Penguin Random House SEA. Hal ini selaras dengan harapan Laksmi mengingat penerbit Penguin adalah salah satu penerbit favoritnya dengan kredibilitas karya yang baik. Novel Fall Baby pula yang tahun ini berhasil menyabet Singapore Book Award 2020.
“Sejak AMBA 2012 terbit di Indonesia, itu awal sewaktu Frankfurt Book Fair delegasi Indonesia yang membawa naskah AMBA menerima saran agar naskah ini bisa diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan sudah ditujukan ke beberapa penerbit besar, jadi ini rangkaian perjalanan yang memudahkan bagi saya mendapatkan agen hingga perjalanan buku saya ke luar negeri,” ujar Laksmi.
Secara khusus, Laksmi tidak memberikan secara spesifik kiat sukses untuk bisa menembus pembaca global dengan penerbit asing. Dia menyebut kesuksesan yang dia raih kerap kali berada diluar kendali dan ekspektasi. Apalagi, tantangan terbesar untuk mengajukan naskah ke penerbit asing adalah kemampuan untuk menulis sesuai tata bahasa Inggris yang tepat. Oleh sebab itu, yang paling utama dari kesuksesan agar sebuah karya bisa dibaca secara global adalah kemampuan dari editor dan penerjemah memaknai naskah tersebut.
“Kalau formulanya saya tak punya, soal bagaimana menulis novel agar bisa dialihbahasakan ke berbagai bahasa, karena pada awal kita menulis kan tak terpikir begitu. Kita memulai menulis karya sesuai dengan kepiawaian bahasa kita, lalui mutunya. Ceritanya pun harus ada unsur universal yang dihadirkan agar mudah dipahami banyak orang. Jadi bahanya dulu, penerjemah itu sangat krusial,” tutur Laksmi.
Laksmi membeberkan, Fall Baby atau Kekasih Musim Gugur sebagai sekuel kedua dari AMBA punya banyak perbedaan. Pertama, novel Amba punya latar belakang Indonesia, berbeda dengan Fall Baby yang berlatar asing yaitu Jerman. Kedua, penokohan dalam novel ini terpaut usia dan generasi yang berbeda. Ketiga, konteks gaya hidup dan pola komunikasi para tokoh juga berbeda, terutama dengan kehadiran dua dunia yang sedang berjalan saat ini baik secara daring maupun realita.
“Cerita ini juga akhirnya lebih bisa berkelana kemanapun, unsur identitasnya ganda, bisa ada dimana saja. Jadi ini lebih universal sementara AMBA sangat Indonesia, meski berhasil menerima apresiasi dan menarik minat orang yang bahkan tidak mengenal Indonesia sama sekali,” terangnya.
Setelah menerbitkan Fall Baby, Laksmi belum ada rencana untuk menulis sekuel selanjutnya dari kisah tersebut sebagai satu kesatuan seri dengan novel perdananya, Amba. Meski demikian, Laksmi tak menutup kemungkinan jika terjadi perkembangan ide dan momentum yang mendorong dia menghasilkan sekuel dari naskah ini.
“Saya rasa cerita ini sudah selesai, kalau nanti saya berubah pikiran, beda lagi. Saat ini sudah merasa sudah sampai akhir perjalanannya,” terang Laksmi.