Bisnis.com, JAKARTA – Meskipun pandemi, kesehatan anak tetap harus dijaga, termasuk untuk menjaga diri anak dari gizi buruk dan stunting.
Mengutip Kementerian Kesehatan, Minggu (23/8/2020), stunting menjadi salah satu masalah besar yang dihadapi Indonesia. Stunting sendiri adalah kondisi gagal tumbuh pada balita. Tercatat saat ini 3 dari 10 anak di Indonesia mengalami stunting.
“Stunting tidak hanya menganggu perkembangan fisiknya, namun juga menganggu perkembangan otak anak. Apabila perkembangan otaknya terganggu, maka bisa mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas serta kreativitas di usia-usia produktif,” tulis Kementerian Kesehatan melalui akun twitternya.
Namun, untuk mencegah anak terkena stunting ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Memastikan ketersediaan sanitasi dan air yang bersih
2. Pastikan pola asuh yang baik, termasuk dalam praktik pemberian makan bagi bayi dan balita.
3. Pastikan bayi mengkonsumsi makanan dengan pola dan menu gizi yang seimbang.
Selain itu, di tengan situasi seperti sekarang ini, fasilitas layanan kesehatan juga diprioritaskan untuk melayani kelompok balita, ibu hamil, dan menyusui.
Untuk tiga kelompok tersebut, Kementerian Kesehatan melakukan upaya antara lain promosi dan dukungan menyusui, kampanye gizi seimbang dan perilaku hidup bersih dan sehat, edukasi dan konseling menggunakan media seperti telepon, SMS atau Whatsapp.
Kemudian, layanan kesehatan kepada ibu, bayi, dan balita juga akan diprioritaskan untuk kunjungan ke rumah. Dalam layanan kesehatannya, ibu, bayi dan balita yang kurang gizi atau kurang energi kronis akan diberikan makanan tambahan. Selain itu, ketiga kelompok tersebut juga akan diberikan suplemen pelengkap gizi harian.