Virus corona ketika dicek dengan mikroskop/harvard.edu
Health

Kasus Covid-19 di Indonesia Belum Capai Puncak, Diprediksi Mendatar Tahun Depan

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 3 September 2020 - 08:49
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kasus covid-19 di Indonesia disebut ahli belum mencapai puncaknya, apalagi dengan tes covid-19 yang paling rendah di antara negara-negara dengan jumlah infeksi tertinggi.

Dengan 8.287 tes untuk setiap juta orang, Indonesia, negara terpadat ke empat di dunia berada di peringkat terbawah di antara negara-negara dengan 100.000 kasus atau lebih, berdasarkan situs data pandemi Worldometer.

Bangladesh adalah yang terburuk kedua, dengan 9.563 tes untuk setiap satu juta, dan Meksiko yang terburuk ketiga, dengan 10.530.

Tingkat kepositifan Indonesia, yang mengukur berapa banyak orang yang dites ternyata mengidap virus, naik menjadi antara 11 persen dan 25 persen pada Agustus, dari antara 7,7 persen dan 21 persen pada Juli.

Dr Laura Navila Yamani, ahli epidemiologi di Universitas Airlangga, mengatakan ukuran di atas 5 persen berarti virus masih cepat menyebar dan jumlah infeksi bisa meningkat.

"Kurva Indonesia mungkin mencapai puncaknya dan mulai mendatar hanya setelah kami meningkatkan pengujian dan tingkat positifnya turun di bawah 5 persen dan tetap ada secara konsisten di semua wilayah di seluruh negeri," kata Dr Laura dilansir dari The Straits Times.

Dia mengatakan perjuangan Indonesia melawan virus "harus didukung oleh tes massal, ditambah dengan orang-orang yang mematuhi protokol kesehatan".

Dr Laura juga mengatakan Indonesia belum cukup melakukan pelacakan kontak, mengutip rekomendasi WHO untuk melakukan tes pada 30 kemungkinan kontak dekat untuk setiap satu orang yang dites positif. Rata-rata di Indonesia kurang dari lima kontak dekat, yang dilakukan tes.

Ahli epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono juga meragukan kurva epidemi Indonesia akan mulai mendatar bulan depan, namun menurutnya baru mulai mendatar tahun depan.

Pernyataan para ahli itu dibuat setelah Presiden Joko Widodo mengatakan kepada sekelompok media asing pada Selasa (1 September) bahwa wabah akan mencapai puncaknya pada bulan September sebelum mendatar bulan depan.

Indonesia telah meningkatkan kapasitas pengujiannya, tetapi masih di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia, yaitu satu tes untuk setiap 1.000 orang per minggu.

"Untuk saat ini, tantangan terbesar adalah melakukan pengujian secara besar-besaran," ujar Profesor Wiku Adisasmito, juru bicara satuan tugas Covid-19 nasional.

Dengan 267 juta penduduk, Indonesia harus meningkatkan kapasitas pengujian menjadi 267.000 orang per minggu. Saat ini baru mencapai 95.000 orang pada titik tertinggi per minggu, kata Prof Wiku.

Presiden Joko mengatakan tingkat pengujian Indonesia yang masih tertinggal karena keterbatasan tenaga kerja. Dia menambahkan bahwa pihaknya sedang mencoba untuk melatih lebih banyak orang.

Sementara itu, Epidemiolog UI Dr Pandu menyarankan untuk mengganti peralatan pengujian berkapasitas rendah dengan yang berkapasitas lebih tinggi, yang sepenuhnya otomatis yang membutuhkan lebih sedikit operator.

Indonesia mencatat 180.646 kasus yang dikonfirmasi, tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Filipina, dan 7.616 kematian, tertinggi di wilayah tersebut pada 2 September.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro