Bisnis.com, YOGYAKARTA - Pemerintah Kota Yogyakarta belum berencana menutup kawasan wisata Malioboro pascakasus meninggalnya seorang pedagang kaki lima (PKL) yang dinyatakan positif tertular Corona atau Covid-19.
Langkah pertama yang diambil Pemkot Yogyakarta adalah dengan meliburkan 8 PKL yang pernah melakukan kontak dengan PKL yang meninggal tersebut.
Heroe Poerwadi, Wakil Wali Kota Yogyakarta, mengatakan belum ada kebijakan khusus pasca ditemukan kasus positif pada PKL Malioboro.
Kendati meliburkan delapan PKL tadi, PKL Malioboro lainnya masih diperbolehkan berjualan. Batas pengunjung sebanyak 500 orang tiap zonanya juga belum diturunkan.
“Nunggu [hasil] tracing dan datanya,” kata Heroe, yang juga menjabat Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Yogyakarta tersebut, Minggu (6/9/2020).
Opsi penutupan Malioboro untuk sementara juga belum mendapat perhatian. Heroe beralasan bahwa kebijakan itu baru akan diambil setelah hasil tracing keluar.
“Belum ada rencana, kita masih menunggu hasil tracing. Semua kebijakan diambil setelah hasil tracing dan data-data lainnya didapatkan,” katanya.
Selama periode 18 hingga 27 Agustus ada total 30.116 pengunjung yang bertandang ke Malioboro. Angka tersebut berasal dari data yang terisi melalui QR code di lima zona. Khusus yang masuk zona tiga jumlahnya mencapai 3.698 orang.
PKL Positif Corona Meninggal
Seorang PKL Malioboro meninggal dunia. Hasil tes usap atau swab juga menunjukan bahwa yang bersangkutan dinyatakan positif Corona. Kabar ini baru disampaikan Gugus Tugas Covid - 19 Kota Jogja dua hari setelah PKL tersebut meninggal.
Heroe Poerwadi menjelaskan bahwa PKL tersebut biasa berjualan tas dan dompet di Jalan Malioboro. Lebih tepatnya di zona tiga (halte Trans Jogja 2 hingga Suryatmajan).
Sejak tanggal 20 hingga 26 Agustus 2020, kata Heroe PKL tersebut masih aktif berjualan. Sehari kemudian, aktivitas jualannya libur lantaran sakit, demam, lemas, dan batuk. PKL itu pun memilih tinggal di rumah.
Selasa (1/9/2020), PKL itu memeriksakan diri ke puskesmas. Lalu, sehari setelahnya dibawa ke rumah sakit sekaligus menjalani rapid test. Hasilnya menunjukan reaktif.
“Tanggal 4 [hari Jum’at] hasil swab keluar konfirmasi positif. Meninggal sore harinya dan dimakamkan malam itu juga di Malioboro,” kata Heroe.
Jum’at malam, (4/9/2020), Gugus Tugas Covid-19 melaksanakan proses tracing terhadap PKL yang berdekatan dan berjualan di dua ruas zona tiga Malioboro. Tracing juga dilakukan terhadap keluarga serta warga sekitar tempat tinggalnya di wilayah Suryatmajan, Kecamatan Danurejan, Jogja.
Hasilnya, sebanyak tujuh anggota keluarga yang kontak erat. Sementara untuk PKL ada 12 orang. Mereka semua, katanya telah diminta untuk isolasi dan diliburkan untuk sementara.
Satu dari delapan PKL tersebut adalah seorang Ibu berumur 68 tahun. Usia itu terbilang berisiko mengalami penularan.
Terlebih, lokasi ia berjualan berdekatan dengan PKL yang baru saja meninggal dan dikonfirmasi positif Corona.