Bisnis.com, JAKARTA – Perdebatan mengenai legalitas dan moralitas aborsi masih terus berkembang di berbagai belahan dunia. Namun, bagaimana hasil survei terhadap masyarakat di dunia terhadap persepsi mengenai aborsi?
Seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (19/9/2020), Ipsos telah melakukan survei analisis mengenai pandangan masyarakat dunia mengenai aborsi sejak 2014.
Adapun berdasarkan jajak pendapat pada tahun ini terhadap 17.500 responden dari kalangan orang dewasa di 25 negara, disebutkan bahwa rata-rata 70 persen berpendapat bahwa aborsi harus diizinkan.
Angka itu turun dari survei pada 2016 yang mencatat 75 persen responden menyatakan persetujuannya bahwa aborsi harus diizinkan. Capaian itu juga turun 2 persen dari rata-rata pada 2014.
Sebagai catatan, angka-angka tersebut mencakup persepsi terhadap semua bentuk aborsi. Namun ketika ditanyai mengenai apakah aborsi harus diizinkan kapan pun seorang wanita memutuskan dia menginginkannya, tingkat penerimaan global turun menjadi 44 persen.
Secara regional, aborsi paling banyak didukung di Eropa sebesar 80 persen sementara Amerika Utara dan Asia-Pasifik 71 persen.
Selanjutnya, dukungan terhadap aborsi di Amerika Latin mencapai 62 persen sedangkan Afrika dan Timur Tengah 60 persen.
Di antara negara-negara yang disurvei, tingkat penerimaan tertinggi ditemukan di Swedia 88 persen, Belgia 87 persen, Prancis 84 persen. Sementara itu Inggris Raya, Belanda dan Spanyol 83.
Sebaliknya, tingkat penerimaan terendah ditemukan di India dengan mencatatkan 63 persen, Turki 56 persen, Brazil 53 persen, Peru 48 persen, dan Malaysia 24 persen.
Sementara itu, tingkat penerimaan di Amerika Serikat adalah 64 persen, sejalan dengan Meksiko dan Afrika Selatan.
Ipsos meyebutkan, temuan yang paling mengejutkan adalah jumlah negara yang masyarakatnya menerima aborsi. Dalam hal ini banyak negara di Eropa, di mana penerimaan aborsi telah menurun selama bertahun-tahun.