Bisnis.com, JAKARTA - Masa remaja adalah masa perkembangan fisik yang pesat, bersama dengan sejumlah perubahan emosional dalam bentuk perasaan yang belum pernah Anda rasakan sebelumnya.
Momen ini tidak hanya bisa menjadi waktu yang membingungkan dan melelahkan bagi para remaja yang berkembang menjadi remaja, tetapi juga bisa sama mengasyikkan dan membuat frustrasi bagi orang tua.
Seiring usia bertambah, orang tua biasanya kesulitan mencari cara komunikasi yang efektif dengan anaknya, terutama anak remajanya.
Jika Anda salah satu dari orang tua yang mengalami hal ini, berikut 4 cara komunikasi yang efektif dengan anak remajamu seperti dilansir dari Times of India.
1. Menjadi pendengar yang baik
Tentu, ini terdengar sangat mudah tetapi menjadi pendengar yang baik juga berarti mendengarkan tanpa bermaksud menjawab atau menguliahi mereka untuk mengambil sikap yang menggurui.
Jadi, daripada memberi tahu anak remaja Anda apa yang mereka lakukan salah atau tidak benar menurut Anda, pastikan untuk memberi mereka waktu dan ruang dan dengarkan apa yang mereka rasakan. Kemudian, Anda dapat menawarkan masukan dan mengajukan pertanyaan seperti "Jadi, bagaimana kami dapat membuatnya lebih baik?", Sehingga meyakinkan mereka bahwa Anda benar-benar mendengarkan dan tidak mencoba memperbaiki masalah mereka atau menilai mereka karena membuat pilihan tertentu.
2. Bagikan anekdot Anda
Alih-alih melukiskan gambaran bahwa Anda adalah anak yang ideal, yang tidak pernah membuat kesalahan, tidak pernah menyontek dalam ujian apa pun, tidak pernah mengesampingkan kelas, dll., Penting untuk berbagi anekdot masa kecil Anda yang menarik namun dapat dihubungkan dengan remaja Anda. Ini akan membantu hubungan Anda tumbuh dan meyakinkan anak remaja Anda bahwa ia dapat memercayai Anda tentang hal-hal tertentu karena Anda dapat memahaminya dengan lebih baik.
3. Jangan Rencanakan Obrolan
Para orang tua, jangan menunggu naik mobil ke sekolah atau makan malam bersama untuk membangun percakapan. Jika anak remaja Anda terbuka kepada Anda tentang sesuatu, manfaatkan momen tersebut dan cobalah untuk berhenti sejenak pada segala hal jika mungkin untuk membangun pondasi komunikasi yang kokoh.
4. Jangan banyak bertanya
Meskipun Anda tergoda untuk bertanya apa, di mana, dan mengapa selama percakapan, kami sarankan untuk memberi jeda pada hal yang sama. Mengingat ketakutan anak remaja Anda untuk dihakimi, pertanyaan Anda mungkin terbukti menjadi jalan buntu untuk percakapan.
Sebaliknya, tambahkan pengisi dan tahan dan dengarkan apa yang dikatakan anak Anda. Kami tidak mengatakan untuk melepaskan bendera merah atau aspek mengkhawatirkan dari percakapan, simpan saja untuk waktu lain. Biarkan anak Anda berbicara, saat Anda mendengarkan dengan tenang, tanpa menghakimi atau bertanya.