Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia menjadwalkan vaksinasi virus Covid-19 ke masyarakat di awal 2021. Sejauh ini, Indonesia telah mengantongi jenis vaksin Covid-19 dari dua perusahaan farmasi yang berbeda, yaitu Sinovac dan Astra-Zeneca.
Sinovac Biotech Ltd. merupakan perusahaan produsen vaksin asal China. Sementara itu, Astra-Zeneca berasal dari Inggris. Lantas, apa beda vaksin virus Corona dari kedua perusahaan tersebut?
Seperti diketahui, Sinovac Biotech Ltd dan PT Bio Farma (Persero) telah menandatangani perjanjian awal untuk pembelian dan pasokan CoronaVac pada akhir Agustus 2020.
Dalam perjanjian tersebut, Sinovac berkomitmen menyediakan pasokan sebanyak 40 juta dosis produk CoronaVac setengah jadi dengan rentang November hingga Maret 2021. Hal itu memungkinkan penjualan lebih lanjut sepanjang tahun depan. Sinovac mengatakan bahwa Indonesia menjadi pemesan vaksin Covid-19 terbesar dalam pembelian vaksin CoronaVac.
Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Herawati Sudoyo mengatakan saat ini Indonesia memasuki fase 3 dalam studi klinis CoronaVac di Bandung.
“Sinovac fase 2 sudah aman, di Indonesia fase 3 masih berjalan. Tujuan melihat efikasi dan juga keamanan di populasi kita,” kata Herawati Sudoyo melalui keterangan tertulis seperti dikutip, Rabu (14/10/2020).
Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangan resmi mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah menghadirkan vaksin Covid-19 dengan harga yang terjangkau.
Honesti melanjutkan penentuan harga CoronaVac salah satunya dipengaruhi oleh investasi pada studi klinis fase 3. Seperti diketahui, studi klinis fase 3 merupakan studi klinis yang melibatkan ribuan orang untuk menguji efikasi dalam skala besar.
"Harga jual vaksin buatan negeri China itu akan dibanderol sekitar Rp 200.000 per dosis," jelasnya.
PT Bio Farma menyebut sebanyak 1.589 relawan Indonesia disuntik dengan kandidat vaksin Covid-19 dari Sinovac dalam uji klinis fase 3 vaksin itu di Indonesia.
Selain Sinovac asal China, pemerintah memastikan siap membeli vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaan biofarma AstraZeneca PLC asal Cambridge, Inggris.
Astra-Zeneca dengan merk dagang AZD1222 ditemukan oleh Universitas Oxford bersama Vaccitech. Vaksin asal Inggris ini tercatat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memasuki studi uji klinis fase 3.
Presiden Direktur PT AstraZeneca Indonesia Se Whan Chon mengungkapkan bahwa perusahaan berkomitmen untuk mendukung akses yang luas dan merata terhadap calon di Indonesia, sehingga seluruh bangsa Indonesia dapat mengatasi pandemi ini bersama-sama.
Letter of Intent ini ditandatangani oleh Se Whan Chon selaku Presiden Direktur PT AstraZeneca Indonesia dan Oscar Primadi selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan dan disaksikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Vice President AstraZeneca Sjoerd Hubben di Kedutaan Besar Indonesia di London, Inggris.
Terkait kerja sama itu, Sekretaris Jenderal Kemenkes Oscar Primadi menyatakan Indonesia berminat membeli kandidat vaksin dari AstraZeneca PLC untuk pengadaan sebanyak 100 juta dosis pada 2021.
“Dengan penandatanganan Letter of Intent ini, Kementerian Kesehatan dan AstraZeneca berniat untuk menuntaskan perjanjian pembeliaan dimuka pada akhir Oktober 2020, sehingga kami dapat memberikan akses vaksin Covid-19 kepada seluruh masyarakat Indonesia,” kata Oscar melalui keterangan resmi pada Kamis (15/10/2020).