Ilustrasi Diabetes Melitus/Istimewa
Health

Para Ahli Sebut Covid-19 Picu Diabetes

Desyinta Nuraini
Selasa, 20 Oktober 2020 - 12:11
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Para ahli yakin virus corona dapat memicu timbulnya diabetes, bahkan pada beberapa orang dewasa dan anak-anak yang tidak memiliki faktor risiko.

Beberapa kasus pasien virus corona yang akhinya menderita diabetes ditemukan. Salah satunya yang menimpa Mario Buelna, pria berusia 28 tahun yang tinggal di di Mesa, Arizona. Pasca sembuh dari Covid-19, beberapa minggu kemudian dia merasa lemah dan muntah hingga akhirnya koma dan dokter mendiagnosisnya menderita diabetes tipe 1.

Memang penderita diabetes menghadapi risiko penyakit parah atau kematian yang jauh lebih tinggi jika mereka tertular Covid-19. Pada Juli, pejabat kesehatan AS menemukan bahwa hampir 40 persen orang yang meninggal dengan Covid-19 menderita diabetes.

Sekarang, dengan adanya kasus seperti Buelna menunjukkan hubungan antara penyakit berjalan dua arah. "Covid dapat menyebabkan diabetes dari awal," kata Dr Francesco Rubino, seorang peneliti diabetes dan ketua bedah metabolik dan bariatrik di King's College London.

Dr Rubino memimpin tim internasional yang mengumpulkan kasus pasien secara global untuk mengungkap salah satu misteri terbesar pandemi. Awalnya, kata dia, lebih dari 300 dokter telah mengajukan permohonan untuk berbagi kasus untuk ditinjau, jumlah yang dia perkirakan akan bertambah saat infeksi kambuh lagi. "Kasus-kasus ini datang dari setiap sudut dunia dan setiap benua," katanya seperti dilansir dari The Straits TImes, Selasa (20/10/2020).

Selain pencatatan global, Institut Kesehatan Nasional AS membiayai penelitian tentang bagaimana virus corona dapat menyebabkan gula darah tinggi dan diabetes. Dalam situasi ini, gejala dapat meningkat dengan cepat dan mengancam jiwa. Kasus-kasus ini mungkin membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk muncul ke permukaan setelah terpapar Covid-19, jadi tingkat masalah sepenuhnya dan konsekuensi jangka panjang mungkin tidak diketahui hingga tahun depan.

Menurutnya penelitian yang lebih intensif diperlukan untuk membuktikan secara definitif, di luar bukti anekdotal yang meningkat, bahwa Covid-19 memicu diabetes dalam skala luas. "Kami memiliki lebih banyak pertanyaan daripada jawaban saat ini," kata Dr Robert Eckel, presiden kedokteran dan sains di American Diabetes Association.

Diketahui diabetes tipe 1 terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas, sehingga mencegah pengaturan kadar gula darah. Kasus diabetes tipe 1 sebelumnya telah dikaitkan dengan infeksi virus lain, termasuk influenza dan virus corona sebelumnya. Diketahui bahwa infeksi dapat membuat tubuh stres dan meningkatkan kadar gula darah.

Tetapi hal ini cenderung terjadi pada orang yang cenderung terkena penyakit. Hanya beberapa dari mereka yang akhirnya mengembangkan diabetes, dan para ilmuwan masih belum sepenuhnya mengerti mengapa.

Pada diabetes tipe 1, gejala awal dapat berupa rasa haus yang ekstrem, kelelahan, sering buang air kecil, dan penurunan berat badan.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Agustus, para peneliti di Imperial College di London dan beberapa rumah sakit di sana menemukan bahwa kasus diabetes tipe 1 di antara anak-anak hampir dua kali lipat menjadi 30 selama akhir Maret hingga awal Juni - saat pandemi berkecamuk - dibandingkan dengan periode yang sama di tahun-tahun sebelumnya. .

Sementara itu, di Amerika Serikat, Children's Hospital Los Angeles mengatakan persentase pasien diabetes tipe 2 yang baru didiagnosis yang tiba dengan ketoasidosis diabetikum, penumpukan asam dalam darah yang berpotensi fatal, hampir dua kali lipat pada Maret hingga Agustus dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018 dan 2019. Dr Lily Chao, direktur klinik diabetes tipe 2 mengatakan rumah sakit masih menyelidiki apakah peningkatan ini didorong oleh paparan Covid-19.

Brandi Edwards, seorang perawat terdaftar dan pendidik diabetes di Rumah Sakit Huntsville Alabama, mengatakan panggilan tentang kasus pediatrik mulai melonjak pada Mei. "Kami telah melihat lebih banyak kasus tipe 1 tahun ini daripada yang pernah saya ingat. Ada tiga anak di ICU anak pada saat yang sama. Itu sangat jarang," kata Edwards.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro