Poster Bersama Lawan Corona_Stop Hoax
Health

Ini Cara Menghadapi Hoax Ala Dokter Koko

Krizia Putri Kinanti
Kamis, 22 Oktober 2020 - 15:09
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Flat earthers alias kaum Bumi datar kembali menjadi sorotan. Bukan tanpa alasan, tetapi karena mengunggah postingan atau video-video yang berkaitan dengan Covid-19 yang sedang melanda di Indonesia.

Tidak tanggung-tanggung, dalam salah satu akun youtube @FE101Channel, mereka mengatakan bahwa statistik virus corona (Covid-19) di Indonesia adalah tipu daya semata.

Selain itu, beredar video hasil rontgen paru-paru dari sekelompok orang yang mengatasnamakan dirinya FE (flat earthers) yang mengatakan bahwa hasil thorax yang beredar bukanlah penyakit Covid-19, tetapi ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan).

Dokter spesialis penyakit dalam serta pendiri Junior Doctors Network (JDN), Andi Khomeini Takdir, mengatakan bahwa Covid-19 tidak hanya menimbulkan gejala infeksi saluran pernapasan, Covid-19 memiliki gejala yang banyak sekali kan disebutnya penyakit seribu wajah karena gejalanya banyak sekali. Nah, sebetulnya yang harus diwaspadai itu sebenarnya akun-akun penyebar teori konspirasi itu.

“Penyebar teori konspirasi enggak paham ilmu medisnya, tentu dia tidak melihat pasiennya juga, apa betul omongan mereka harus dipercaya? Okelah kamu jago di bidang lain, tapi untuk urusan ini [masalah kesehatan] tolong tahan diri, karena tenaga kesehatan aja perlu mengevaluasi banyak hal terkait Covid-19, setiap hari,” ujarnya kepada Bisnis, melalui sambungan telepon, Kamis (22/10/2020).

Dia mencontohkan pada foto rontgen yang beredar itu terdapat infeksi paru, bisa saja Covid-19 dan memang banyak pasien Covid yang seperti itu. Justru kalau ISPA, tidak seperti itu foto rontgen, karena tidak ada umumnya tidak ada masalah yang terlihat pada foto rontgen pasien pengidap ISPA.

“Sekarang anggap saja, begitu keluar rumah semua orang adalah OTG atau orang tanpa gejala, kita juga harus berhati-hati jangan sampai, kita menjadi OTGnya. Jadi semua protokol kesehatan sebisa mungkin kita terapkan, seperti jaga jarak, memakai masker, membuka jendela. Sampai nanti dinyatakan oleh otoritas kesehatan kasus terkendali atau one day, pandemi dinyatakan selesai,” paparnya.

Dia menyimpulkan, bentuk komunikasi ke masyarakat harus diperbaiki karena disinformasi sudah sangat meluas.

Menurutnya, masyarakat bisa mengedukasi diri sendiri dengan mematuhi protokol kesehatan dan membaca informasi dari sumber tepercaya. Dia menyarankan agar masyarakat bisa hati-hati, teliti, tidak grasa-grusu dan tidak panik.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro