Bisnis.com, JAKARTA - Industri perfilman diakui masih terbatas akses permodalan. Belum banyak investor yang berinvestasi di sektor ini karena mempertimbangkan faktor risiko.
Alhasil kata CEO & Founder Visinema Pictures Angga Dwimas Sasongko ini berpengaruh terhadap perkembangan industri perfilman tanah air.
"Pemain-pemain besarnya datang dari old money atau dari usaha turunan. Jadi sedikit sekali lihat potensi di mana pemain-pemain baru yang jauh lebih fresh harus lama tiarap karena nggak punya akses modal," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (18/11/2020).
Angga menyebut, sulitnya mendapat akses modal juga dirasakan Visinema. "Di awal sulit, investor akan melihat track record, entitas atau perusahaan tersebut accountable dan good governance," imbuhnya.
Oleh karena itu, kata dia selama 12 tahun Visinema Pictures membangun reputasi dan integritas. Angga percaya modal utama dari mencari investor bukan sekadar proposal yang bagus atau bisnis model yang keren, namun juga track rekord dari perusahaan.
Selama ini pula, film-film yang dikerjakan baik film besar maupun film kecil, diterapkan standar yang sama terhadap operasionalnya. "Itu yang mungkin dilihat oleh para investor sehingga mereka tertarik masuk ke dalam project Visinema," imbuhnya.
Angga menyebut pihaknya juga percaya bahwa investor bukan tentang uang atau investasi itu sendiri, namun ikhtiar untuk mengembangkan bisnis bersama-sama.
CEO Jagartha Advisors FX Iwan menyebut seiring berkembangnya teknologi dan keterbukaan, faktor risiko di industri perfilman mampu diminimalisir. Apalagi banyak perusahaan film yang melakukan diservikasi usaha untuk mendatangkan lebih banyak cuan.
Untuk itu dia berharap dengan demikian lebih banyak lagi investor, terutama investor ritel yang berinvestasi di sektor ini.
"Masyarakat secara umum yang suka terhadap karya kreatif bisa berpartisipasi bukan hanya menikmati karyanya tapi juga bisa mendukung pertumbuhan industrinya melalui investasi nilai-nilai kecil," tuturnya.