Vaksin Oxford dan AstraZeneca
Health

Vaksin Corona Oxford Bakal Diluncurkan Akhir 2020, Ini Kendala yang Dihadapi

Syaiful Millah
Senin, 14 Desember 2020 - 12:27
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Profesor yang mengembangkan vaksin corona Oxford-AstraZeneca, Sarah Gilbert menyatakan bahwa vaksin tersebut besar kemungkinan akan segera diluncurkan akhir bulan ini dan tersedia pada tahun 2020.

Ini berarti vaksin itu akan bergabung dengan vaksin Pfizer, yang sudah terlebih dahulu mendapatkan izin penggunaan dari otoritas setempat.

Dilansir dari Meto UK, Senin (14/12/2020) Gilbert menekankan bahwa banyak vaksin yang dibuat dengan menggunakan teknologi berbeda dari berbagai perusahaan akan dibutuhkan untuk memerangi pandemi Covid-19 secara efektif.

Suntikan dari vaksin Oxford-AstraZeneca belum mendapatkan persetujuan untuk digunakan di Inggris. Saat ini, Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) dilaporkan masih meninjau data uji coba.

Ketika ditanya tentang peluang masyarakat menerima suntikan pada akhir tahun ini, Gilbert mengatakan bahwa hal ini tergantung pada kelompok usia dan prioritas dari komite bersama untuk vaksinasi dan imunisasi.

“Saya pikir peluangnya cukup tinggi. Tetapi kami memang membutuhkan banyak vaksin, semua negara membutuhkan banyak vaksin, dunia membutuhkan banyak vaksin, dan kami membutuhkan vaksin yang dibuat menggunakan teknologi berbeda,” katanya.

Dia mengatakan hal ini lantara perusahaan berpotensi menghadapi masalah dengan pasokan bahan baku karena dosis produksi, yang dapat memperlambat peluncuran vaksin jika suntikan lain tidak tersedia.

“Jadi memiliki banyak tembakan ke gawang, banyak besi di api, adalah yang kami butuhkan,” kata ilmuwan itu.

Sementara itu, AstraZeneca telah bergabung dalam uji coba yang mengeksplorasi apakah kombinasi kandidat vaksinnya dengan vaksin Sputnik V dari Rusia dapat menawarkan perlindungan yang lebih baik dari virus corona baru.

Sputnik V, yang saat ini tersedia untuk Rusia dalam kelompok berisiko tinggi, mendapat persetujuan peraturan oleh pemerintah Rusia pada awal Agustus meskipun ada kritik bahwa itu hanya diuji pada beberapa lusin orang.

Profesor Gilbert mengatakan ada 'kemungkinan' bahwa jab Oxford/ AstraZeneca dapat memberikan perlindungan yang lebih baik jika digabungkan dengan kandidat lain, tetapi dia juga menambahkan akan ada lebih banyak pertimbangan sebelum digunakan dalam skala yang lebih besar.

“Ini hanya akan menjadi percobaan kecil, untuk melihat apa yang dapat dicapai dengan menggunakan kedua vaksin tersebut secara bersamaan. Jelas akan ada lebih banyak pertimbangan diberikan apakah itu harus digunakan dalam skala luas. Jadi menurutku tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” ujarnya.

Data menunjukkan vaksin Oxford-AstraZeneca memiliki kemanjuran 62 persen ketika satu dosis penuh diberikan diikuti dengan dosis penuh lainnya, tetapi ketika orang diberi setengah dosis diikuti dengan dosis penuh setidaknya sebulan kemudian, kemanjurannya meningkat menjadi 90 persen. Analisis gabungan dari kedua rezim dosis menghasilkan kemanjuran rata-rata 70 persen.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro