Bisnis.com, JAKARTA - Meski diperlukan, vaksinasi bukan satu-satunya cara untuk menghadapi pandemi Covid-19. Gerakan 3M dan 3 T tetap merupakan faktor penting untuk mengendalikan wabah Corona yang terjadi.
Penerapan protokol 3M dan pengendalian dengan 3T secara ketat dan masif dinilai sangat efektif mengendalikan pandemi Covid-19, meski tanpa vaksin.
"Jadi, yang perlu kita ingat bahwa pandemi ini bisa dikendalikan tanpa vaksin, tapi memang perlu penerapan 3M dan 3T yang sangat ketat dan masif," kata Konsultan Biologi Molekuler Independen Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, Ph.D, seperti dikutip Antara, Senin (14/12/2020).
Hal itu disampaikan Ahmad dalam Kelas Umum Pandemi yang diselenggarakan secara virtual oleh relawan Lapor COVID-19 dan Komunitas Jalansutra di Jakarta, Senin.
Ahmad mengatakan bukti bahwa pandemi Covid-19 bisa dikendalikan tanpa vaksin dapat dilihat dari China. Menurut dia, China sudah dapat mengendalikan Covid-19 pada awal Maret, setelah mereka melakukan upaya pengendalian dengan penguncian wilayah.
China juga menerapkan 3T yaitu pemeriksaan (testing), penelusuran (tracing) dan penanganan (treatment), serta protokol 3M dengan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak secara ketat dan masif.
"Kalau saya gambarkan, kita punya ban yang bocor. Kalau kita bicara untuk mengendalikan, kita tentu harus mengendalikan bocor yang besar. Bocor yang besar ini dengan 3M dan 3T. Dengan itu lubang besar dari pandemi bisa kita tutup. Tapi kalau ada lubang-lubang kecil, itu bisa ditutup dengan vaksin," kata Ahmad memberikan gambaran pentingnya penanggulangan dengan 3M dan 3T dilengkapi dengan vaksinasi.
Ia mengatakan bahwa vaksin memang penting dalam penanggulangan wabah Covid-19. Namun demikian, vaksinasi bukanlah satu-satunya cara untuk mengatasi wabah tersebut.
Meskipun vaksin Covid-19 sudah ada, upaya penanganan Covid-19 dengan 3M dan 3T tidak serta merta bisa berhenti. Kondisi itu terjadi karena vaksin yang tersedia saat ini jumlahnya masih sedikit dan baru diprioritaskan untuk kelompok orang yang paling berisiko terkena Covid-19.
Dengan demikian, waktu yang dibutuhkan untuk benar-benar dapat mengendalikan wabah Covid-19 di Indonesia masih sangat lama.
Oleh karena itu, ujarnya, penerapan protokol kesehatan dengan 3M oleh masyarakat dan upaya pengendalian dengan 3T oleh pemerintah harus terus-menerus dilakukan, sehingga potensi infeksi Covid-19 dapat semakin dibatasi.
Protokol 3M dan 3T perlu terus menerus dilakukan, bahkan setelah ada vaksin karena virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, sangat mudah menular.
Penyebaran virus tersebut akan semakin tidak terbendung jika masyarakat abai menjalankan protokol 3M.
"Jadi perlu diingat, virus ini mudah sekali menular tanpa gejala, sekitar 40 persen. Artinya, di sini penting namanya physical distancing, jaga jarak, pakai masker, cuci tangan, karena itu memang riil. Jadi itu bukan sekadar mantra yang membosankan. Tapi itu yang paling penting. Setelah itu, pemerintah membantu dengan 3T, yaitu testing, tracing dan treatment," kata Ahmad.
