Bisnis.com, JAKARTA – Gejala Covid-19 cenderung menyerang seseorang selama beberapa minggu dengan efek samping paling buruk terjadi dalam waktu sekitar tiga hari. Namun, beberapa orang diketahui menderita long covid dan ahli memperingatkan durasinya bisa mencapai satu tahun.
Dilansir dari Express UK, Kamis (17/12) ahli Myo Clinic memperkirakan bahwa mereka yang mengalami gejala Covid-19 jangka panjang dapat mengalami efek samping yang bertahan lama, mencapai hingga satu tahun.
Fenomena long covid terus membingungkan dokter, banyak pasien Covid-19 yang telah sembuh dinyatakan negatif mengidap virus corona tetapi mengalami gejala yang terus berlanjut selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah infeksi awal.
Terkait komplikasi Covid-19, orang tua dan mereka yang memiliki kondisi penyakit sebelumnya cenderung menjadi kelompok risiko terbesar. Namun, penelitian baru-baru ini menemukan beberapa orang mungkin menderita kondisi genetik yang memengaruhi fungsi interferon.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Claire Steves dan Tim Spector di King’s College London meneliti lamanya orang mengalami gejala dan melihat faktor-faktor seperti usia dalam hal kemungkinan mengembangkan COVID yang berkepanjangan.
Studi tersebut berfokus pada sub kelompok data dari 4.182 pengguna aplikasi Covid Symptom Study yang secara konsisten mencatat kesehatan mereka dan dinyatakan positif Covid-19 melalui tes swab PCR.
Para peneliti menemukan orang tua jauh lebih mungkin terkena long covid daripada orang yang lebih muda, meskipun itu terjadi di semua usia. Covid jangka panjang memengaruhi sekitar 10 persen orang berusia 18 hingga 49 tahun yang menjadi tidak sehat dengan akibat penyakit itu. Ini kemudian meningkat menjadi 22 persen di atas 70-an.
Greg Vanichkachorn, pakar dari Mayo Clinic telah mengamati lebih dari 100 pasien long covid dan mengatakan dia tidak terlalu terkejut jika beberapa orang penyintas membutuhkan waktu yang sama seperti orang yang selamat dari SARS.
Dia melanjutkan bahwa pasien SARS juga membaik tetap membutuhkan waktu untuk sembuh sepenuhnya, kadang waktunya bisa lebih dari 1 tahun untuk memulihkan fungsi organ dan tubuh para penyintas.
Vanichkachorn menjelaskan bahwa tidak ada penjelasan untuk fenomena tersebut, dan genetika bukanlah faktor. Dia menyatakan telah melihat pasien yang memiliki Covid-19 lebih parah, dan mereka lebih mungkin mengalami sindrom pasca-covid.
“Saya pikir salah satu hal yang sangat mengejutkan tentang hal ini adalah bahwa pasien seperti itu, pasien yang dirawat di rumah sakit atau orang tua, bukanlah mayoritas dari pasien yang kami temui Faktanya, banyak pasien yang kami temui berusia lebih muda dan cukup sehat serta bugar secara fisik sebelum terinfeksi,” katanya kepada CNBC.
Sebagai informasi, gejala long covid terbagi dalam dua kelompok besar - satu didominasi oleh gejala pernapasan seperti batuk dan sesak napas, serta kelelahan dan sakit kepala. Kedua adalah 'multi-sistem', dengan banyak bagian tubuh terpengaruh, termasuk otak, usus, dan jantung.
Penderita long covid juga melaporkan gejala jantung seperti jantung berdebar atau detak jantung cepat, kesemutan atau mati rasa, dan masalah konsentrasi ('kabut otak'). Orang yang mengalami berbagai gejala di banyak sistem tubuh lebih mungkin membutuhkan pemeriksaan rumah sakit.