Bisnis.com, JAKARTA - Sutradara Joko Anwar berharap adanya vaksin Covid-19 bisa memulihkan ekosistem perfilman tanah air. Pasalnya, layanan over the top (OTT) sebagai alternatif tidak mampu mengembalikan pendapatan dari produksi film.
"Mudah-mudahan vaksin bisa dipercepat seperti di negara lain, tidak menunggu sampai kuartal ke-3 2021, supaya industri termasuk industri perfilman bisa jalan lagi, bioskop bisa buka 100 persen dan syuting bisa lancar," tegasnya kepada Bisnis baru-baru ini.
Joko mengakui penjualan tiket di bioskop masih menjadi pendapatan terbesar bagi sebuah film. Untuk itu, dampak pandemi terhadap industri perfilman ini sangatlah besar dan membuat pendapatan para pelaku di industri ini seret.
Dia menjabarkan penjualan tiket di bioskop pada 2020 turun 76 persen dibandingkan 2019 yang mencapai 51 juta tiket. "Kalau rata-rata per tiket Rp19.000, bisa dihitung kerugian dari penjualan tiket bioskop saja," imbuhnya.
Joko menambahkan layanan OTT sangat membantu, tapi belum menutup semua biaya produksi film. Dia merinci biaya produksi film dengan low budget paling banyak Rp5 miliar, untuk bujet mid budget sebesar Rp5 miliar - Rp10 miliar, sementara high budget di atas Rp10 miliar. Sementara layanan OTT diakuinya ada beberapa yang membeli satu film seharga Rp6 miliar.
"Jadi beberapa film yang bujetnya tinggi nggak balik modal," ungkapnya.
Oleh karena itu dia berharap agar di 2021, industri perfilman ini pulih. Jika tidak, bisa saja industri ini mati.