Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pengembang vaksin virus corona baru asal Amerika Serikat, Johnson & Johnson dilaporkan mengalami hambatan produksi yang berpotensi menunda pengiriman jutaan suntikan vaksin dalam 2 bulan.
Dilansir dari New York Post, Kamis (14/1/2021) raksasa farmasi yang berjanji untuk menyediakan 12 juta dosis suntikan tunggal tersedia pada akhir Februari, memperingatkan pejabat kesehatan Amerika Serikat bahwa hal itu mungkin tertunda.
Seorang sumber dari Politico mengatakan bahwa saat ini Johnson & Johnson mungkin perlu merevisi target ketersediaan vaksin itu hingga April mendatang. Namun demikian, perwakilan perusahaan membantah telah mengalami penurunan produksi.
“Kami tetap dalam diskusi aktif dengan regulator, termasuk tentang persetujuan dan validasi proses manufaktur kami. Operation Warp Speed bekerja sama dengan Johnson & Johnson untuk meningkatkan dan memaksimalkan produksi vaksin,” kata perwakilan tersebut.
Sebelumnya, Wakil Direktur Operation Warp Speed Moncef Slaoui mengisyaratkan mungkin ada penundaan dalam target awal dari 12 juta dosis vaksin Johnson & Johnson. Menurutnya hanya ada satu digit juta dosis yang kemungkinan akan diberikan pada paruh kedua Februari.
Perusahaan, yang telah berjanji untuk merilis 100 juta dosis vaksin pada akhir Juni atau pertengahan tahun itu juga dilaporkan akan meminta persetujuan penggunaan darurat dari Food and Drug Administration (FDA) untuk kandidat vaksinnya pada akhir bulan ini.
Vaksin Covid-19 dari Johnson & Johnson dinilai penting untuk memerangi pandemi karena hanya membutuhkan satu dosis dibandingkan dengan vaksin lain yang menggunakan format dua dosis. Selain itu, vaksin juga tidak perlu disimpan pada suhu di bawah nol.