Bisnis.com, JAKARTA - Efek samping vaksin virus corona buatan Sinovac kini menjadi hal yang paling dipantau masyarakat.
Menurut rekomendasi sementara Divisi Alergi dan Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, efek samping yang sering ditemukan yakni bersifat lokal seperti kemerahan, nyeri di tempat suntikan, dan bengkak.
Kemudian efek samping sistemik seperti sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, demam ringan. "Efek samping hanya berlangsung beberapa hari lalu membaik sendiri," tulis para ahli seperti dikutip Bisnis dari akun Instagram Spesialis Penyakit Dalam dr. RA Adaninggar," Jumat (15/1/2021).
Oleh karena itu, ada sejumlah teknis dalam vaksinasi. Misal adanya pemantauan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). KIPI adalah semua kejadian yang terjadi dalam 28 hari pasca vaksinasi, termasuk kejadian yang berhubungan atau tidak berhubungan dengan vaksin.
"Lebih luas dari efek samping. Pemantauan KIPI dilakukan secara ketat," tulis para ahli.
Vaksin akan diberikan 2 kali dan sebaiknya menggunakan jenis yang sama. Suntikan kedua paling lambat 28 hari setelah suntikan pertama. "Bila lebih dari itu, Tiger antibodi neutralizingnya bisa berkurang," jelasnya
Setelah disuntik vaksin Covid-19, disarankan agar penerima vaksin tidak diberikan vaksin lainnya. "Sebaiknya diberikan jarak minimal 1 bulan. Suntikan ketiga vaksin Hepatitis B misalnya boleh mundur 1 bukan bila bersamaan dengan vaksin Covid-19," kata ahli.
Begitu pula dengan obat-obatan yang dapat menurunkan kekebalan tubuh seperti obat kemoterapi atau steroid dosis tinggi.
Sementara itu, para ahli mengatakan tidak perlu melakukan pemeriksaan antibodi sebelum dan setelah vaksin untuk mengetahui terbentuknya antibodi netralisir.
