Bisnis.com, JAKARTA – Gambar tiga dimensi atau 3D nyata pertama virus corona SARS-CoV-2, yang menyebabkan pandemi Covid-19 diungkap, bukan grafik atau model komputer.
Gambar itu diresmikan pekan lalu oleh para peneliti dari Tsinghua University China, King Abdullah University of Science and Technology (KAUST), dan perusahaan asal Austria bernama Nanographics, merupakan spin off dari Vienna University of Technology.
Dilansir dari CGTN, Rabu (27/1/2021) virus corona baru berukuran sangat kecil dan tidak terlihat oleh mata manusia. Oleh karena itu, memotretnya tidak seperti memotret objek yang terlihat dengan kamera biasa.
Foto 3D virus corona (Covid-19) yang ditangkap melalui nanograph./nanographics
Untuk dapat menangkap gambar nyata 3D dari virus itu, Li Sai, ketua tim peneliti Tsinghua University memindai virus SARS-CoV-2 dari sampel yang dibekukan dengan cepat menggunakan cryo-electron tomography (cryo-ET).
Cryo-Et adalah sebuah teknologi yang dapat memperoleh gambar virus dalam resolusi ekstrem. Dalam prosesnya, mereka berhasil menjaga protein lonjakan atau protein spike sampel virus dalam strukturnya sebaik mungkin.
Berdasarkan pemindaian sampel virus yang disediakan oleh tim Tsinghua, Nanographics mengubahnya menjadi visualisasi 3D yang memukau, yang menunjukkan bentuk virion SARS-CoV-2 menggunakan teknik dari KAUST.
Dengan mengidentifikasi bagian-bagian berbeda dari virus dan mewarnainya dengan warna buatan, para peneliti itu menunjukkan virus corona asli dengan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk pertama kalinya.
Tim dari Tsinghua melakukan pemindaian virus untuk menangkap gambar 3D pertama dari virus corona, tapi itu hanyalah pencapaian kecil dari tim. Pada September tahun lalu, mereka mengungkap keseluruhan arsitektur molekuler virus SARS-CoV-2.
Hasil tersebut merupakan sebuah temuan yang secara signifikan berkontribusi pada pemahaman ilmuwan global tentang virus dan pengembangan vaksin Covid-19. Artinya, pemindaian yang dilakukan telah berperan besar dalam pemahaman dan penanganan pandemi.
Dalam laman resminya, Nanographics mengatakan bahwa ini adalah gambar 3D pertama dari virus corona yang dibuat dari pemindaian Cryo-ET. Gambar yang telah beredar sebelumnya adalah model virus corona buatan manusia atau dibuat dari banyak pemindaian yang berbeda.
Perusahaan juga menyatakan warna pink atau ungu muda yang ada dalam gambar bukan warna asli dari virus corona. Menurut mereka, untuk objek dalam skala sekecil virus, warna tidak ada dalam arti yang sama seperti yang dikenal manusia.
Gambar 3D dari virus tidak ditangkap dengan foton cahaya tampak, tapi dengan elektron. Elektron tidak terkait dengan warna apapun yang bisa dilihat oleh mata. Oleh karena itu, untuk menampilkan hasil pindaian dari mikroskop elektron, mereka harus menggunakan warna buatan.