Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, mengungkapkan bahwa prevalensi anemia pada remaja mencapai 32 persen di Indonesia saat ini.
Tahukah Anda bahwa anemia disebabkan karena asupan gizi yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik?
Menurut Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam webinar berjudul "Remaja Bebas Anemia dan Stunting Kunci Masa Depan" pada Jumat (22/1/2021), remaja yang mengalami anemia akan memperlambat aktivitasnya karena merasa lemah.
Berdasarkan Portal Informasi Indonesia, anemia terjadi akibat kondisi kekurangan mikronutrien zat besi (Fe) dan banyak dialami oleh remaja puteri.
Plt. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Kartini Rustansi mejelaskan bahwa ini terjadi karena gaya hidup yang kurang sehat, seperti tidak sarapan, kurang mengonsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik serta konsumsi gula, garam, dan lemak berlebihan.
Dilansir Alodokter, berikut beberapa gejala anemia yang bisa dirasakan:
- Lemas dan cepat lelah
- Sakit kepala dan pusing
- Sering mengantuk, misalnya mengantuk setelah makan
- Kulit terlihat pucat atau kekuningan
- Detak jantung tidak teratur
- Napas pendek
- Nyeri dada
- Dingin di tangan dan kaki.
Beberapa tindakan ini bisa mencegah terjadinya anemia yang dihimpun dari Alodokter dan media sosial Kementerian Kesehatan pada Rabu (27/1/2021):
- Konsumsi makanan kaya zat besi dan asam folat, seperti daging, serealm kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan,
- Konsumsi makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu,
- Perbanyak makan buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi,
- Jika diperlukan konsumsi tablet tambah darah (TTD)
- Menjaga kebersihan karena kecacingan juga bisa menyebabkan anemia,
- Bergerak, walaupun semua aktivitas saat ini terpusat di rumah, lakukanlah olahraga ringan di rumah Anda.