Bisnis.com, JAKARTA - Deteksi dini kanker serviks menjadi hal yang penting bagi para wanita. Pasalnya, kanker ini baru menunjukkan gejala pada stadium lanjut.
"Sebagian besar pasien tidak mengetahui bahwa pada akhirnya mereka mengidap kanker serviks," ungkap Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais dr. R. Soeko Werdi Nindito Daroekoesoemo dalam diskusi online, Sabtu (30/1/2021).
Oleh karena itu, dia menilai penting bagi perempuan untuk melakukan deteksi dini melalui IVA Test atau pap smear dan vaksinasi HPV sebagai cara untuk mencegah kanker serviks.
Ketua Umum dan Pendiri Cancer Information and Support Center (CISC) Aryanthi Baramuli Putri, menyatakan 80 persen pasien kanker serviks mayoritas terdiagnosis saat sudah stadium lanjut.
Dia pun sepakat dibutuhkan edukasi yang berkelanjutan terhadap masyarakat luas bahwa deteksi dini kanker serviks dan vaksin HPV merupakan investasi kesehatan sebagai langkah perlindungan utama dari berbagai macam penyakit di masa depan yang diakibatkan virus HPV.
"Kanker serviks paling banyak diderita oleh orang yang berada di usia produktif, yakni 35-55 tahun. Padahal, kita tahu bahwa perjuangan melawan kanker bukanlah hal yang mudah," tambahnya.
Spesialis Ginekologi Onkologi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais dr. Widyorini Lestari Hutami menerangkan, gejala kanker serviks biasanya ditandai dengan keputihan, pendarahan saat bersenggama, pendarahan di luar siklus haid. Kemudian nyeri pinggul menjalar ke kaki dan sulit kencing bagi stadium yang sudah lanjut.
"Jangan sampai tunggu ada gejala, stadiumnya pasti sudah besar," tegasnya.
Sementara, lesi prakanker kata Widyorini, tidak bergejala. Itulah mengapa pentingnya melakukan skrining agar lesi pra kenapan harus skrining lesi prakanker tidak berkembang menjadi kanker serviks.
Untuk skrining, bisa dilakukan 1 kali dalam setahun bagi yang positif HPV. Bisa dengan tes IVA dan papsmear.
"Untuk HPV negatif bisa 3 tahun sekali," imbuhnya.