Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah studi baru terhadap anak muda menemukan bahwa infeksi ulang atau re-infeksi Covid-19 lebih umum terjadi pada kelompok tersebut.
Dilansir dari Metro UK, Selasa (2/2) penelitian yang diterbitkan di server pracetak MedRxiv itu meneliti 3.249 rekrutan marinir muda dan sebagian besar pria sehat yang berusia antara 18-20 tahun sebelum mereka memulai pelatihan dasar.
Penelitian yang dilakukan oleh Mount Sinai dan Naval Research Center serta universitas lainnya, menunjukkan dari 189 peserta yang dites positif antibodi, 19 akhirnya dinyatakan positif virus enam minggu kemudian.
Stuart Sealfon dari Mount Sinai mengatakan dalam rilisnya bahwa temuan penelitian mereka menunjukkan adanya infeksi ulang oleh virus SARS-CoV-2 pada orang dewasa muda yang sehat. Menurut penelitian ini adalah hal yang biasa.
Jaringan rumah sakit mencatat bahwa penelitian tersebut menunjukkan kendati antibodi yang disebabkan oleh infeksi terhadap virus corona sebagian besar bersifat protektif, hal itu tidak menjamin kekebalan yang efektif terhadap infeksi berikutnya.
Para rekrutan dalam penelitian itu menjalani karantina ketat selama dua minggu sebelum mereka memasuki penelitian dan diuji antibodi untuk melihat apakah mereka pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya.
Studi juga mengharuskan semua peserta memiliki tiga tes PCR negatif selama fase karantina penelitian, untuk memastikan insiden infeksi ulang sebenarnya adalah serangan virus baru dan bukan infeksi persisten.
“Karantina rumah selama dua minggu sebelum karantina yang diawasi, serta frekuensi infeksi yang relatif rendah yang didiagnosis pada saat kedatangan dan selama karantina, dukungan lebih lanjut bahwa hanya insiden infeksi yang dimasukkan dalam analisis kami,” jelas laporan itu.
Para peneliti mencatat bahwa secara keseluruhan, banyak orang muda yang tertular virus cenderung asimptomatik atau memiliki sedikit gejala, yang dapat menyebabkan respons memori kekebalan yang kurang kuat.
Mereka mengatakan hal ini dapat menyebabkan infeksi ulang yang lebih tinggi secara keseluruhan di antara populasi kelompok muda dibandingkan dengan populasi lain. Mereka menambahkan infeksi ulang memiliki kapasitas yang sama untuk menularkan infeksi seperti yang terjadi pada penularan pertama.
Mereka menyimpulkan bahwa orang dewasa muda dapat menjadi sumber penularan penting ke populasi yang lebih rentan. Hal ini penting untuk diingat dan ditindaklanjuti dengan langkah mitigasi, termasuk program vaksinasi yang sudah banyak dilakukan di berbagai negara.