Aspirin/Preeclampsia Foundation
Health

5 Obat yang Diklaim dapat Mengurangi Keparahan Covid-19

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 16 Februari 2021 - 10:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Selain pencarian vaksin yang tepat, ilmuwan dari berbagai negara juga mencari obat covid-19 yang cocok untuk menyembuhkan.

Bukan hanya mencari obat baru, namun kalangan medis dunia juga mencari potensi obat penyembuhan covid-19 dengan obat-obatan yang sudah beredar di masyarakat.

Berikut daftar obat yang mungkin diklaim dapat mengurangi keparahan gejala COVID-19 sebagai berikut dilansir dari Times of India :

1. Inhaler budesonide 

Sebuah studi mengemukakan jika ada sejumlah obat yang bisa dipakai untuk menekan tingkat keparahan covid-19.

Salah satu jenis obat yang digunakan yakni obat asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Dengan menggunakan inhaler adalah cara baru untuk mengurangi keparahan gejala COVID, demikian temuan sebuah studi baru.

Menurut sebuah studi baru yang dilakukan oleh NIHR Oxford Biomedical Research Center (BRC), obat inhaler budesonide ditemukan dapat mengurangi risiko penyakit COVID parah hingga 90 persen.

Untuk penelitian tersebut, 146 orang diamati. Separuh orang diberi inhaler budesonide dua kali sehari dengan dosis 800 mikrogram. Separuh lainnya diberi plasebo selama 28 hari. Orang yang menggunakan inhaler tidak hanya 90 persen lebih kecil kemungkinannya untuk membutuhkan perawatan segera, tetapi mereka juga melaporkan demam yang lebih pendek dan gejala jangka panjang yang lebih pendek.

Para ahli mengatakan gejala persisten setelah penyakit muncul sebagai masalah jangka panjang. Dan inhaler ini dapat membantu mencegahnya.

Penelitian ini terinspirasi oleh pengamatan bahwa hanya beberapa pasien asma kronis yang dirawat di rumah sakit selama bulan-bulan awal pandemi, yang ternyata bertentangan dengan perkiraan. Setelah penelitian ini, para ahli menemukan bahwa itu karena penggunaan inhaler kortikosteroid, yang mencegah efek pernapasan yang lebih serius pada pasien ini.

Studi tersebut belum ditinjau sejawat.

2. Colchicine

Selain budesonide, ada banyak obat lain di pasaran yang diklaim dapat membantu melawan COVID. Sesuai dengan penelitian Kanada baru-baru ini, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, obat asam urat anti-inflamasi yang disebut colchicine juga dapat secara signifikan mengurangi tingkat rawat inap dan kematian akibat virus SARS-CoV-2.

Obat ini juga murah, dapat diberikan secara oral dan memiliki efek samping yang kurang diketahui. Kelompok yang diberi obat ini mengalami lebih sedikit kasus pneumonia dan mengurangi kebutuhan akan dukungan oksigen.

3. Aspirin

?Sebuah studi baru menemukan bahwa orang yang mengonsumsi aspirin mungkin mengalami hasil COVID yang lebih baik daripada orang yang tidak mengonsumsi aspirin.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Anesthesia and Analgesia, rekam medis lebih dari 400 pasien virus corona dievaluasi. Di antara orang-orang ini, pasien yang mengonsumsi aspirin dengan dosis harian ditemukan 43 persen lebih kecil kemungkinannya untuk dipindahkan ke ICU dan 44 persen lebih kecil kemungkinannya untuk ditempatkan pada ventilator. Orang-orang ini juga 47 persen lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal akibat virus korona dibandingkan dengan orang yang tidak menggunakan obat tersebut.

4. Xlear semprot hidung

?Menurut sebuah penelitian pada bulan Desember, semprotan hidung sederhana dapat memiliki efek yang sangat besar pada virus corona baru. Semprotan hidung xlear ditemukan sangat mengurangi jumlah virus COVID aktif hanya dalam 25 menit.

5. Obat Pengencer darah

?Penggumpalan darah adalah kejadian umum dengan COVID, yang mempengaruhi sekitar sepertiga dari pasien yang parah. Dengan demikian, pengencer darah bisa menjadi cara mudah untuk mengurangi komplikasi.

Menurut studi yang dipublikasikan di The BMJ, peneliti memeriksa 4.297 pasien COVID dari United States Department of Veterans Affairs, ditemukan bahwa orang yang diberikan pengencer darah dalam waktu 24 jam setelah dirawat di rumah sakit, risiko kematiannya berkurang 34 persen dibandingkan dengan orang yang tidak diberi pengencer darah.

Namun, studi ini masih perlu penelitian lebih lanjut, dan bagi Anda yang terinfeksi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk pengobatan yang tepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro