Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 membuat industri fesyen tak ketinggalan ide untuk berinovasi. Label Purana yang yang identik dengan batik modernya meluncurkan koleksi terbaru bertajuk Synchronized.
Koleksi ini lahir dari hasil kolaborasi bersama fotografer Hakim Satriyo. Direktur Kreatif sekaligus Desainer Purana, Nonita Respati, mengatakan kolaboarsi ini berawal dari kesuksesannya pada koleksi sebelumnya pada mini collection yang diluncurkannya 2020.
“Saya dan Hakim sudah lama bersahabat, juga melakukan pemotretan bersama sejak 2016. Jadi tercetuslah ide untuk kerja sama kali ini,” kata Nonita pada rilis yang di terima Bisnis, Rabu (3/3/2021).
Warna-warna vibran tercipta dari kain perca di rangkai dengan unik. Ada kain yang di masukan ke lemari es, kemudian menyiramnya dengan minyak, menggoreng, merebus bahkan menyobeknya. Hasilnya, kain tersebut memunculkan motif baru dan unik.
Hasilnya muncul item-item seperti kimono dress, summer coat dress, yang multigaya untuk bisa menjadi outer maupun gaun. Lalu wrap dress yang sangat santai namun detailnya sangat rapi dan modern dengan permainan panel dan piping dipadukan dengan kain tekstur bergaris, ataupun shirt dress atau atasan multifungsi berpadu bahan denim, menjadi pilihan bagi mereka yang menginginkan kehadiran motif yang lebih subtle dan kalem.
Kemudian serangkaian leisure wear yang sangat fashionable cocok untuk dikenakan di rumah, maupun menghadiri sebuah acara yang lebih formal. Sebut saja atasan off-shoulder yang terlihat semakin stylish dengan paduan ikat pinggang.
Bahan utama koleksi ini campuran viscose rayon dengan katun yang berserat 100 persen alami sehingga ramah lingkungan, dan sangat nyaman dikenakan untuk berbagai acara karena teksturnya yang lembut dan flowy. Kemudian, harga yang dibandrol Rp999.000 – Rp 1.499.000.
“Memang pada akhirnya kita harus realistis. Sebenarnya saya juga kangen berkreasi dengan detail dan potongan yang lebih rumit dan baju-baju yang lebih formal. Tapi pengalaman masa awal pandemi mengajarkan kami untuk lebih berfokus pada apa yang dibutuhkan, gaya seperti apa yang menjual dan demand-nya tinggi, namun sekaligus keluar dari tren pajama look yang sudah terlalu marak,” ujar Nonita.