Bisnis.com, JAKARTA - Varian baru Virus Corona B.1.1.7 diketahui 43-90 persen lebih menular dibanding varian awal Virus Corona penyebab Covid-19.
Tingkat penularan itu diungkap studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Science edisi 3 Maret 2021.
Keberadaan varian mutasi dari SARS-CoV-2 tersebut terdeteksi pertama di Inggris pada September lalu. Sebelumnya, hanya diketahui kalau mutasi tersebut membuat Virus Corona itu memiliki tingkat infeksi sel 70 persen lebih tinggi.
Data terbaru tentang angka reproduksi virus--berapa banyak orang yang bisa ditularkan dari setiap satu kasus infeksi--membangkitkan ancaman gelombang berikutnya dari pandemi di negara itu. Pada Jumat (5/3/2021), Inggris menyumbang jumlah kasus Covid-19 terbesar keempat di dunia atau 4,2 juta kasus infeksi dengan lebih dari 124 ribu kematian.
"Tanpa standar pengendalian yang ketat, termasuk pembatasan di sekolah-sekolah dan gelaran besar-besaran vaksinasi, angka kasus aktif dan kematian Covid-19 di Inggris pada tahun ini akan melampaui 2020 lalu," bunyi peringatan tim penelitinya.
Mereka juga memberi catatan, bahwa tingkat penyebaran yang sama dari varian Virus Corona itu di negara lain, termasuk Denmark, Swiss, dan AS, juga mencemaskan. Dalam hasil studi disebut, peningkatan penularan di negara-negara itu sebesar 59-74 persen.
Dalam perkembangan lainnya di Inggris, laju penurunan jumlah kasus baru mulai melambat dibandingkan yang telah terjadi di awal tahun pasca-lockdown. Studi oleh tim peneliti di Imperial College London menunjukkan angka terbaru: satu dari 204 penduduk terinfeksi Covid-19.
Angka itu didapat dari periode 4-23 Februari. Angka itu hanya berubah sedikit dari periode 4-13 Februari di mana ada satu dari 196 orang yang positif terinfeksi Virus Corona.