Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Belanda memutuskan untuk menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca mulai Minggu (14/3/2021) waktu setempat.
Keputusan itu diambil tak lama setelah di Irlandia memutuskan untuk menghentikan penggunaan vaksin tersebut lantaran ditemukannya potensi efek samping serius bagi penerimanya.
Sejauh ini, otoritas kesehatan Norwegia melaporkan bahwa tiga orang tenaga kesehatan yang menerima vaksin AstraZeneca mendapatkan perawatan karena pendarahan, penggumpalan darah, dan menurunnya kadar trombosit. Kasus yang sama juga ditemukan di Denmark dan Austria.
Ketiga negara itu juga sudah menghentikan pemberian vaksin AstraZeneca yang sebelumnya sempat menimbulkan polemik terkait keamanannya ketika diberikan kepada lansia.
"Berdasarkan informasi baru, Otoritas Obat Belanda telah menyarankan, sebagai tindakan pencegahan dan menunggu penyelidikan lebih lanjut, untuk menangguhkan pemberian vaksin AstraZeneca," kata Kementerian Kesehatan Belanda dalam sebuah pernyataan resmi mengutip AFP, Senin (15/3/2021).
Menteri Kesehatan Belanda Hugo de Jonge menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu penyelidikan dari Badan Pengawas Obat Eropa (European Medicines Agency/EMA) terkait dengan penggunaan kembali vaksin tersebut.
"Kami harus memastikan bahwa semuanya sesuai, sehingga cara palimg aman sejauh ini adalah menghentikan pengunaan vaksin itu," katanya.
EMA dan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sejauh ini menyebut belum ada indikasi bahwa vaksin AstraZeneca berpotensi meningkatkan trombosis vena dalam dari.