Bisnis.com, JAKARTA - Penelitian yang diterbitkan dalam European Journal Of Endocrinology menyebut bahwa wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) memiliki risiko 51 persen lebih tinggi terinfeksi Covid-19. Ada sejumlah penyebab yang mendasarinya.
Dari sejumlah penelitian selama ini pria lebih banyak terinfeksi Covid-19 dibandingkan dengan wanita. Meskipun penyebabnya multifaktorial, efek hormon androgen dianggap sebagai salah satu alasan utama perbedaan jenis kelamin dalam tingkat infeksi. Androgen terutama disebut sebagai hormon laki-laki yang mengatur perkembangan dan pemeliharaan sifat-sifat laki-laki dan aktivitas reproduksinya.
Hormon ini ada pada pria dan wanita, tetapi fungsi utamanya adalah untuk menstimulasi testosteron dan androstenedion, dua dari beberapa hormon seks pria. PCOS adalah kelainan endokrin yang mana kadar androgen (hormon pria) meningkat, bukan estrogen (hormon wanita).
Hal ini menyebabkan hiperandrogenisme dan disfungsi ovarium, dan bisa membuat infertilitas pada beberapa pasien tanpa diagnosis dan perawatan yang tepat.
Melansir Boldsky, Rabu (24/3/2021), karena hormon androgen dianggap sebagai faktor kunci risiko infeksi Covid-19, sehingga dapat dikatakan bahwa wanita dengan PCOS berisiko tinggi terinfeksi Covid-19, mengingat faktor lain seperti obesitas.
Berikut 4 faktor lain yang dianggap membuat penderita PCOS lebih berisiko terinfeksi Covid-19 :
1. Resistensi insulin
PCOS dikaitkan dengan gangguan metabolisme seperti resistensi insulin dan diabetes. Insulin adalah hormon yang membantu mengatur kadar glukosa dalam tubuh, sekaligus mengendalikan metabolisme protein dan lipid. Resistensi insulin berkembang ketika tubuh tidak merespons insulin, menyebabkan nonpemanfaatan glukosa dalam darah untuk energi, mengakibatkan peningkatan glukosa darah. Kelebihan glukosa mulai mengganggu sel kekebalan seperti sel B, makrofag, dan sel T, yang menyebabkan penurunan fungsi kekebalan.
Disfungsi sistem kekebalan karena resistensi insulin yang dimulai karena PCOS akhirnya dapat mengatakan mengapa wanita dengan PCOS menjadi sangat terpengaruh dengan virus corona.
2. Obesitas
Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa rasio pasien obesitas berisiko tinggi terinfeksi Covid-19 diikuti dengan peningkatan angka kematian. Penelitian lain juga menyoroti fakta bahwa selama pandemi infeksi H1N1 atau flu babi sebelumnya, tingkat keparahan kondisinya tinggi pada orang yang mengalami obesitas.
Sekitar 38-88 persen wanita dengan PCOS ditemukan kelebihan berat badan atau obesitas. Kaitan erat antara obesitas, PCOS dan Covid-19 dapat disimpulkan bahwa wanita PCOS lebih rentan terhadap Covid-19 karena kelebihan berat badan atau obesitas.
3. Kekurangan vitamin D
Vitamin D adalah vitamin esensial yang dapat membantu mencegah infeksi saluran pernapasan Covid-19 dengan khasiatnya yang meningkatkan kekebalan dan mengurangi inflamasi sitokin yang menyebabkan pneumonia. Di sekitar 67-85 persen wanita dengan PCOS, defisiensi vitamin D yang tinggi.
Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan disfungsi kekebalan, peningkatan sitokin inflamasi dan peningkatan risiko penyakit penyerta seperti diabetes, resistensi insulin dan obesitas, semua komplikasi untuk PCOS.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kekurangan vitamin D dapat dikaitkan dengan PCOS dan peningkatan komplikasi serta angka kematian akibat Covid-19.
4. Mikrobiota usus
Disbiosis usus atau disfungsi mikrobiota usus berhubungan dengan kondisi kesehatan seperti PCOS. PCOS dan kesehatan usus berjalan seiring. Wanita dengan PCOS sering ditemukan dengan disbiosis usus. Namun, jika kadar gula terkelola dengan baik dan sistem pencernaan terjaga dengan PCOS, kesehatan usus dapat ditingkatkan.
Perubahan komposisi mikrobioma usus dapat memengaruhi sistem kekebalan, sistem utama tubuh yang melindungi kita dari infeksi, sehingga rentan terhadap infeksi seperti Covid-19. Penggunaan probiotik untuk menjaga keseimbangan mikrobiota usus dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah risiko Covid-19