Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 ini jelas berdampak terhadap ketahanan keluarga Indonesia. Pasalnya, pagebluk ini memicu kerentanan ekonomi, sosial, masalah relasi antaranggota, perubahan peran, tumbuh kembang anak, hingga masalah kesehatan fisik dan mental.
Ketahanan keluarga mencerminkan kecukupan dan kesinambungan akses suatu keluarga terhadap pendapatan dan sumber daya agar mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti pangan, air bersih, pelayanan kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, partisipasi di dalam masyarakat dan integritas sosial.
Sosiolog Daisy Indira Yasmine membagikan cara membangun ketahanan keluarga di masa pandemi ini. Hal ini dinilai penting karena semakin baik ketahanan keluarga, semakin baik pula kemampuan suatu keluarga menghadapi perubahan akibat pandemi dan pasca pandemi.
“Manusia dibekali kemampuan beradaptasi dengan situasi kondisi yang ada. Meskipun punya mekanisme bertahan, tingkat adaptasi setiap orang beda-beda tergantung motivasi yang ada di dalam diri seseorang,” kata Daisy pada acara webinar, Senin (22/3/2021).
Daisy mengatakan fokus untuk membangun ketahanan keluarga bukan hanya sekadar beradaptasi, tetapi bagaimana caranya tumbuh menjadi keluarga yang kuat.
Berikut ini tiga cara membangun ketahanan keluarga :
Pertama, kurangi sumber beban yang negatif atau membuat stres. Misalnya, beri jeda agar anak tidak terus-menerus belajar. Pikirkan aktivitas anak yang bisa mendukung tumbuh kembang kemampuannya.
Kedua, menambah hal-hal yang positif, misalnya membangun relasi komunitas yang supportif atau menggunakan virtual meeting untuk meningkatkan engagement
Ketiga, beri ruang pada kemampuan anggota keluarga dalam hal kemampuan mengatur kebutuhan hidupnya sehari-hari. Tujuannya agar keluarga semakin kuat dan berdaya di masa pandemi.