Bisnis.com, JAKARTA-- Saat ini semakin marak bermunculan spekulasi yang dipercaya dapat menghentikan serangan virus Covid-19.
Pada jagat maya kali ini obat cacing atau ivermectin turut ramai dibicarakan dapat bermanfaat membunuh virus Covid-19. Keakuratan kabar tersebut masih menjadi pertanyaan di benak masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, melalui kacamata medis dr. Adam Prabata meluruskan bila obat cacing atau ivermectin belum direkomendasikan untuk digunakansebagai pengobatan dan pencegahan Covid-19, berdasarkan NIH, FDA, dan IDSA.
"Penelitian lebih lanjut dengan metode yang adekuat dan subjek yang lebih banyak masih diperlukan untuk membuktikan manfaat ivermectin pada Covid-19," tulis dokter tersebut pada unggahan di Instagram pribadinya (@adamprabata).
Ivermectin merupakan obat yang sudah disetujui untuk digunakan pada manusia untuk beberapa penyakit, antara lain Infeksi cacing di manusia (strongyloidasis usus halus dan onchocerciasis), l Scabies dan kutu kepala.
Mencuatnya kabar simpang siur oleh oknum tidak bertanggung jawab tersebut berasal dari mengaitkan kinerja obat ini. Ivermectin sendiri yang memiliki aktivitas anti-inflamasi atau anti peradangan sehingga di klaim berguna untuk Mencegah melekatnya virus penyebab Covid-19 dengan sel di tubuh.
Hingga saat ini sudah ada kurang lebih 46 penelitian efek ivermectin terhadap Covid-19 di manusia. 24 penelitian diantaranya adalah randomized controlled trial (RCT) yang merupakan model penelitian terbaik untuk mencari efek obat di suatu penyakit.
Hasilnya, terdapat penelitian yang
menunjukkan ivermectin bisa bermanfaat untukCovid-19.
Ada pula penelitian yang menunjukkan ivermectin tidak bermanfaat untuk Covid-19.
National Institutes of Health (NIH) mengatakan belum ada data penelitian yang memadai untuk merekomendasikan atau melarang
penggunaan ivermectin pada Covid-19.
Bahkan, Infectious Diseases Society of America Ivermectin (IDSA),
menekan untuk tidak merekomendasikan obat cacing tersebut digunakan untuk pasien Covid-19, kecuali untuk uji klinis.
"Silakan share kalau kalian rasa bisa membantu meluruskan informasi yang beredar tentang obat ini ya," tulis Adam.