Bisnis.com, JAKARTA -- Apakah anak Anda sedang tidak nafsu makan? Awas, ini merupakan satu dari beberapa gejala anak yang terinfeksi cacing, lho.
Mengutip Kementerian Kesehatan, penyakit cacingan merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab anak menderita kurang gizi.
Cacingan pada manusia secara kumulatif dapat menimbulkan kehilangan zat gizi berupa karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja.
Terinfeksi cacing juga dapat menghambat perkembangan fisik, menurunnya ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya.
Cara Cacing Menyebar dalam Tubuh Anak
American Academy of Pediatrics menyebutkan, cacing yang menginfeksi anak berbentuk seperti benang berwarna putih dengan panjang sekitar satu sentimeter.
Cacing ini hidup di bagian usus bawah, dan keluar pada malam hari melalui anus untuk bertelur di area sekitar dubur. Proses inilah yang kemudian membuat penderita cacingan merasakna gatal di area dubur.
Satu ekor cacing betina mampu bertelur mencapai 16.000. Penyebaran cacing sendiri bisa terjadi ketika telur tersangkut pada kuku ketika menggaruk. Tanpa mencuci tangan, telur akan masuk ke tubuh ketika anak makan dengan tangan yang tercemar cacing.
Selain itu, telur cacing juga bisa bertahan di luar ruangan selama dua pekan. Telur cacing juga bisa menyebar melalui debu atau kontak langsung dengan benda.
Apabila sampai tertelan, telur cacing akan menetas pada usus kecil dan bergerak ke anus, sehingga menimbulkan penyakit cacingan pada anak.
Gejala Cacingan
Sebagian besar kasus cacingan tidak menunjukkan gejala yang serius dan berbahaya. Jika ada, gejalanya sering kali tidak disadari atau salah diaagnosis.
Oleh karena itu, perlu mengetahui ciri-ciri anak yang sedang terinfesi cacing atau cacingan.
Salah satu gejala yang paling umum dialami anak adalah penurunan nafsu makan. Selain itu, ada pula ciri-ciri lain dari anak yang cacingan berikut ini:
- Dubur terasa gatal, memerah, atau meradang karena digaruk.
- Terdapat cacing pada feses saat anak buang air besar.
- Perut terasa kembung, keras, dan nyeri.
- Mengi atau bunyi saat bernapas.
- Mengalami penurunan berat badan.
- Tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Untuk mencegah terinfeksi cacing, orang tua bisa memastikan dan mengajak anak agar rajin mencuci tangan, selalu mengganti pakaian, tidak bermain di tempat berpasir atau lumpur, jaga kebersihan rumah, jaga kebersihan kuku dan bagian tubuh lainnya.
Selain itu, Kementerian Kesehatan juga memberikan imbauan agar anak di usia rentan mendapatkan obat cacing setidaknya 2 kali dalam setahun.