Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian dalam diskusi yang bertemakan Digital Banking Revolution, menyampaikan bahwa teknologi memiliki peran penting untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dia mengatakan hadirnya digital bank diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Menurut Vishal Tulsian ada beberapa faktor dan alasan mengapa orang tidak membuka rekening di bank berdasarkan hasil pendataan mereka.
Pertama, beberapa di antaranya memilih mengelola arus kas mereka dengan sesuatu yang dikenal sebagai Jar Economy. Jadi di rumah mereka ada beberapa toples yang bertanda pendidikan, kebutuhan darurat, biaya makanan, dan lain-lain. Penghasilan mereka kemudian dikategorikan dengan memasukkan uang kedalam toples yang telah ditandai sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka.
Lalu ketika mereka membuka rekening bank, apa yang terjadi? Semua toples digabungkan, mereka mendapat satu nomor rekening dan sekarang mereka tidak dapat lagi mengelola arus kas mereka.
Kedua, untuk millennials hambatan mereka dalam menabung adalah kebanyakan dari mereka karena adanya tekanan sosial yang mengakibatkan mereka memiliki gaya hidup yang sebenarnya tidak mampu mereka jangkau.
Dan ini adalah masalah yang coba dibantu untuk atasi dengan meluncurkan produk digital banking Senyumku yang didalamnya terdapat pos-pos keuangan untuk memudahkan nasabah mengelola keuangannya serta kecerdasan buatan (AI) untuk memonitor kebiasaan pengeluaran, yang akan mengirimkan sinyal pengingat apabila nasabah memiliki pengeluaran yang berlebih atau tertinggal dari target keuangan yang telah mereka tentukan.
"Sistem pengingat ini membuat mereka membentuk kebiasaan keuangan yang sehat. Inilah peranan data dan kecerdasan buatan (AI) dalam mewujudkan suatu bentuk literasi keuangan kedalam sebuah kebiasaan sehari-hari. Hal ini yang membedakan Senyumku dari digital banking lainnya.” ujarnya dalam keterangan tertulisnya.