Bisnis.com, JAKARTA - Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat Korea mengumumkan pemerintah meresmikan program cuti vaksinasi mulai 1 April mendatang. Hal itu dibuat dengan tujuan agar orang yang mendapatkan vaksin memiliki waktu untuk pulih.
Melansir dari The Korea Times, keputusan tersebut diselesaikan dalam pertemuan pemerintah pada hari sebelumnya, dihadiri oleh Menteri Kesehatan Kwon Deok-cheol, Menteri Tenaga Kerja Lee Jae-kap dan Menteri Manajemen Personalia Kim Woo-Ho.
Kantor pusat mengatakan mereka yang mengalami efek samping setelah vaksin seperti demam, sakit kepala dan nyeri otot akan menerima cuti satu hari setelah vaksinasi.
Catatan dokter tidak akan diperlukan saat permohonan cuti dibuat.
“Mereka yang terus mengalami reaksi tidak normal dapat mengambil cuti tambahan satu hari karena kebanyakan orang merasakan gejala dalam waktu 48 jam,” kata seorang pejabat markas dikutip Bisnis, Senin (29/3/2021).
Namun, cuti ini tidak wajib bagi perusahaan, lebih tepatnya pemerintah hanya akan merekomendasikan perusahaan swasta untuk mengizinkan pekerja mengambil cuti atau cuti sakit ketika mereka mengalami reaksi tidak normal setelah vaksinasi.
Keputusan tersebut berdasarkan pada laporan bahwa sejumlah orang mengalami reaksi yang lebih parah dari yang diperkirakan setelah vaksinasi dan karenanya mereka menghadapi kesulitan dalam bekerja.
Menurut data markas, 32,8 persen orang yang menerima suntikan vaksin mengalami reaksi tidak normal.
Korea memulai program vaksinasi pada 26 Februari, berharap untuk membentuk kekebalan secara kolektif pada warganya pada November dan kembali ke kehidupan “normal” seperti sebelum Covid-19.
