Ilustrasi film/Istimewa
Entertainment

Hari Film Nasional 2021: Kemeriahan Festival Film di Tengah Pandemi Covid-19

Rezha Hadyan
Selasa, 30 Maret 2021 - 09:49
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang melanda sejak Maret 2021 ternyata tak menyurutkan kemeriahan penyelenggaraan sejumlah festival film di Tanah Air.

Menurut Ketua Umum Badan Perfilman Indonesia (BPI) Chand Parwez Servia, penyelenggaraan sejumlah festival film di Tanah Air selama masa pandemi Covid-19 secara umum berjalan dengan baik. Festival tetap berlangsung meriah walaupun diselenggarakan secara daring atau tanpa dihadiri penonton dalam jumlah besar seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Masih tetap meriah, karena acara ini menekankan ke apresiasinya. Penerima [penghargaan] bisa hadir dengan protokol kesehatan ketat atau tidak. Cuma, tetap saja ada hal yang hilang. Kami insan perfilman tidak bisa bersilaturahmi secara langsung lewat festival seperti sebelumnya,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.

Lebih lanjut, pria yang juga dikenal sebagai inisiator Festival Film Bandung itu mengungkapkan penyelenggaraan festival film secara daring juga disambut baik oleh masyarakat, terutama kalangan penggemar film. Terlihat dari jumlah penonton yang ikut berpartisipasi dari tempat tinggalnya masing-masing.

Di sisi lain, beberapa festival film terkemuka dunia justru berhasil mencetak sejarah jumlah penonton terbanyak lantaran diselenggarakan secara daring. Sebagai contoh, Festival Film Sundace yang berhasil mencatatkan jumlah penonton 2,7 kali lipat lebih banyak dari tahun sebelumnya pada Februari 2021.

“Festival online bisa menjangkau lebih luas penonton yang jauh dari lokasi penyelenggaraan atau sulit untuk datang langsung”.

Di sisi lain, kualitas karya-karya yang masuk dalam nominasi sejumlah festival film di Tanah Air terbilang baik walaupun beberapa diantaranya tak mendapatkan sambutan meriah dari khalayak luas. Hal tersebut menurut Chand tak terlepas dari ditutupnya bioskop yang menjadi saluran utama distribusi film selama pandemi Covid-19.

Platform video sesuai permintaan (video on demand/VOD) yang belakangan ini populer menurutnya tak bisa sepenuhnya diandalkan untuk mendistribusikan film kepada masyarakat luas. Selain jangkauannya terbatas, platform tersebut juga belum bisa mengakomodasi film-film dengan biaya produksi tinggi.

“Oleh karena itu, festival film seperti Festival Film Bandung atau Festival Film Indonesia masih fokus pada film-film yang tayang di bioskop bukan film di VOD. VOD itu bagaimanapun juga adalah saluran alternatif. Bioskop tetap utama, termasuk dari segi experience menonton,” tuturnya.

Kemudian terkait dengan masa depan festival film dan industri perfilman Indonesia pascapandemi Covid-19, menurut Chand akan bangkit kembali didukung oleh sineas-sineas lokal yang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan kualitas. Kehadiran platform VOD yang lebih banyak menghadirkan film-film asing menurutnya tak akan menggeser eksistensi film Indonesia.

“[Tahun] 2019 adalah puncak kejayaan film Indonesia, 2020 harusnya masa keemasan kalau tidak ada pandemi. Jumlah penontonnya sangat besar dan film yang hadir jumlahnya makin banyak dan kualitasnya dari segi cerita atau sinematiknya bagus. Tentunya pandemi berakhir diharapkan berlanjut [kejayaannya],” tutupnya.

Penulis : Rezha Hadyan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro