Bisnis.com, JAKARTA- Melalui SKB 4 Menteri pemerintah mendorong akselerasi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Akan tetapi, hingga saat ini keputusan tersebut masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Melalui unggahan di instagram, Dokter Adam Prabata menjelaskan risiko anak dengan covid-19 untuk dirawat inap 20 kali lebih rendah dibandingkan pasien dewasa. Risiko kematian anak usia sekolah sangat rendah (IFR 0,003%) dibandingkan kelompok umur yang lebih tua.
Namun, 1 dari 3 anak dengan covid-19 yang dirawat inap berisiko masuk ICU dan multisystem inflammatory syndrome (MIS-C) akibat covid-19 pada anak.
“Anak memiliki risiko yang sama besarnya untuk tertular covid-19 bila dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih tua. Anak juga memiliki kemampuan penularan covid-19 yang sama dengan kelompok usia yang lebih tua,” tulis Dokter Adam dikutip Bisnis, (5/4).
Lebih lanjut Adam menjelaskan anak usia sekolah berusia 10-19 tahun memiliki risiko tertinggi sebesar 18,6% menularkan covid-19 ke anggota keluarga lain di rumah. Sedangkan anak usia 0-14 tahun memiliki risiko penularan 22,4% terhadap orang yang kontak dengan mereka.
Pembukaan sekolah tanpa tindakan pencegahan yang memadai sangat berisiko meningkatkan penularan covid-19, apalagi terdapatnya mutasi B.1.1.7 yang terbukti meningkatkan penularan covid-19.
Menurut penelitian, penutupan sekolah terbukti sebagai metode efektif untuk menurunkan kasus covid-19 di suatu negara dan dapat mengurangi angka kasus baru covid-19 hingga 40-60%.
Adapun, beberapa rekomendasi situasi yang perlu dilakukan sebelum pembukaan sekolah yaitu pemeriksaan PCR skala besar pada orang yang bergejala, tracing efektif, isolasi pasien positif covid-19, tindakan mitigasi optimasi bisa segera dilakukan bila ada kasus positif covid-19 di sekolah, dan vaksinasi terhadap guru dan karyawan sekolah.