Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas kesehatan Korea Selatan pada Kamis (8/4/2021) menyatakan mereka akan melanjutkan pemberian vaksin AstraZeneca satu hari setelah menangguhkan program vaksinasi untuk kelompok tertentu karena keamanannya.
Seperti diketahui pada Rabu (7/4/2021) Korea Selatan menangguhkan penggunaan vaksin oleh raksasa farmasi Inggris-Swedia dan Universitas Oxford untuk orang di bawah usia 60 tahun, instruktur pendidikan khusus, dan perawat sekolah.
Melansir The Korea Times, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (Korea Disease Control and Prevention Agency/KDCA) menekankan perlunya melanjutkan program vaksinasi nasional karena manfaat pemberian vaksin lebih besar daripada risikonya.
KDCA mengatakan tim ahli luar akan secara menyeluruh meninjau kasus-kasus pembekuan darah langka terbaru dari dalam dan luar negeri, dan mengumumkan hasilnya pada akhir pekan.
Badan keamanan obat Eropa (European Medicines Agency/EMA) diketahui akan mengumumkan hasil tinjauan tentang apakah beberapa kasus pembekuan darah pada orang dewasa terkait dengan suntikan AstraZeneca.
EMA sebelumnya mengatakan menemukan kasus pembekuan darah yang jarang terjadi di antara beberapa penerima vaksin dewasa, meskipun badan tersebut mengatakan keuntungan vaksin masih melebihi potensi risikonya.
Temuan terbaru dari regulator Eropa mendorong banyak negara untuk menangguhkan inokulasi untuk kelompok usia tertentu. Inggris merekomendasikan bahwa orang yang berusia di bawah 30 tahun harus mendapatkan vaksin Covid-19 alternatif.
Kontroversi telah muncul secara global mengenai kemanjuran dan efek samping produk AstraZeneca, juga menyebabkan beberapa penundaan dalam kampanye vaksinasi Korea Selatan.
Negara tersebut sejauh ini telah melaporkan tiga kasus pembekuan darah pada orang yang menerima vaksin AstraZeneca, kata KDCA. Dalam kasus pertama yang dilaporkan bulan lalu, gumpalan darah ditemukan di tubuh seorang wanita berusia 60-an yang meninggal setelah meminum suntikan AstraZeneca.
Pada Senin, seorang wanita berusia 20-an didiagnosis dengan pembekuan darah di kaki dan paru-parunya setelah menerima vaksin AstraZeneca bulan lalu. Dia pertama kali menunjukkan gejala 12 hari setelah mendapatkan suntikan vaksin tersebut.
Sejak negara itu memulai program vaksinasi pada 26 Februari, total 1.075.574 orang telah diberikan suntikan vaksin Covid-19 di sini, termasuk 35.860 pada hari sebelumnya. Sekitar 2,06 persen dari total populasi mendapatkan vaksinasi.
Vaksin AstraZeneca telah diberikan kepada 903.074 orang, sedangkan untuk Pfizer 172.500 orang.
Terlepas dari rencana dimulainya kembali penggunaan vaksin AstraZeneca, masih ada ketidakpercayaan publik atas produk tersebut, yang dapat membebani rencana peluncuran vaksin negara itu, yang bertujuan untuk menciptakan kekebalan kelompok pada November.
Menurut KCDA, total 10,6 juta vaksin AstraZeneca dijadwalkan akan disuntikkan hingga akhir Juni, yang menyumbang sekitar 59 persen dari total sekitar 18 juta dosis suntikan di negara itu pada saat itu.