Bisnis.com, JAKARTA – Masyarakat dinilai harus lebih berani untuk memastikan kualitasi air yang dikonsumsi, terutama dari sumber air komersial seperti depot dan air kemasan. Pasalnya, sumber-sumber tersebut disebut belum tentu terjamin kebersihannya.
Dosen FK Unpad Sri Yusnita Irda Sari mengatakan memang sulit membedakan air, apakah kualitasnya sudah memenuhi syarat atau tidak. Umumnya masyarakat hanya bisa mengandalkan parameter fisik.
“Berkaitan dengan depot air minum, perlu kesadaran dari pihak pengusaha, kalau tidak berkualitas, dampak ke masyarakat bisa buruk. Pengawasan dari pemerintah, dan awareness dari masyarakat perlu ditingkatkan,” ujarnya pada Workshop virtual PWI, Senin (19/4/2021).
Dia mengimbau masyarakat harus berani jika menemukan kejanggalan pada air yang dikonsumsi dan bisa melaporkannya bila bermasalah.
“Sekarang kan apa-apa gampang viral. Kalau mau beli setidaknya tanya, ada sertifikatnya nggak, kapan terakhir uji ke lab. Kalau berani lebih cerewet, pengusaha mau nggak mau memenuhi kewajiban memastikan kualitas air yang dijual itu karena takut kehilangan konsumen,” ujarnya.
Sementara itu, pemilik usaha depot air juga harus ditinjau ulang terkait pembersihan galon dan airnya. karena teknologi yang digunakan sudah sangat lama, dan sampai sekarang metode pembersihan galon belum ada yang baru.
“Jadi kesadaran masyarakat untuk menekan produsen jadi peran terpenting. Selain itu, dispenser pribadi sendiri juga harus bersih,” kata Sri.
Untuk masyarakat yang ingin mengolah air bersih di rumah untuk dikonsumsi, salah satu cara efektif adalah direbus selama 3 menit sampai mendidih.
“Ini metode paling simpel walaupun tidak menghilangkan zat kimia. Ada juga filtrasi, menggunakan alat filtrasi sederhana, ada keramik, ada berlapis-lapis untuk rumah tangga, tapi belum terlalu populer,” imbuhnya.