Bisnis.com, JAKARTA – Varian Covid-19 dari India disebut bisa mengelabui alat tes RT-PCR dan membuatnya tak terdeteksi.
Virus Corona telah mengalami beberapa kali mutasi sejak kemunculannya di sejumlah negara, di antaranya B.1.1.7 dari Inggris, B.1.351 dari Afrika Selatan, P.1 dari Brasil, serta varian mutasi ganda B.1.617 di India yang diperkirakan lebih berbahaya, dan cepat menular.
Inilah yang membuat kasus Covid-19 di India melonjak dalam dua pekan terakhir. Mutasi virus ini memunculkan kekhawatiran akan terjadinya lonjakan kasus yang sangat tinggi secara global.
Oleh karena, mutasi Virus Corona dari India tidak terdeteksi Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), maka upaya untuk mendeteksi virus ini dilakukan dengan beberapa metode pemeriksaan.
Menlansir laporan CRUX, Senin (19/4/2021), mutasi virus ini disebut tetap bisa terdeteksi, namun dengan cara yang cukup memakan waktu, biaya, dan tak bisa dilakukan secara massal seperti CT-Scan.
CT-Scan membentu mendeteksi Virus Corona yang sembunyi di paru.
“Umumnya, pasien akan menunjukkan gejala demam, batuk, sesak napas, dan menunjukkan flek abu-abu di paru-paru dari hasil scan, yang secara medis disebut “patchy ground glass opacity”,” tulis laporan tersebut.
Opsi pemeriksaan adalah dengan “bronchoalveoral lavage”, yakni memasukkan selang ke paru lewat mulut atau hidung untuk mengambil sampel lendir di dalam paru.
“Virusnya semakin pintar dan bisa mengelabui alat tes dan obat. Dengan 2,17 juta kasus per hari satu-satunya cara menghindar adalah jaga jarak dan pakai masker,” kata laporan tersebut.
Ketidakmampuan deteksi varian Covid-19, dilaporkan CRUX, lantaran virus ini langsung bersarang di paru manusia.
Oleh karena tak mudah terdeteksi, membuat virus ini lebih menyebar dan mematikan.
“Berbagai rumah sakit di India melaporkan bahwa pasien bergejala dites tetap negatif meskipun sudah dua atau tiga kali tes. Kegagalan terjadi karena virus dapat mengubah perilakunya. Sampling yang tidak memadai, pengantaran sampel yang tidak tepat, dan swab yang terlambat membat virus ini tidak sampai terdeteksi di RT PCR,” tutup laporan tersebut.