Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa sekolah di Indonesia sudah mulai memberlakukan kegiatan ajar tatap muka. Meski belum merekomendasikan model belajar itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah merilis panduan apabila sekolah tatap muka tetap dilaksanakan.
"Saya berusaha merangkum panduan dan anjuran tersebut dengan tujuan agar lebih nyaman dibaca. Semoga bermanfaat dan silakan share kepada teman, keluarga, atau pihak sekolah yang membutuhkan info ini," ujar Dokter Adamprabata dalam akun instagram (@adamprabata).
Dasar kajian rekomendasi IDAI mencakup pada hak-hak anak berdasarkan konvensi hak-hak anak PBB 1989 dan Keputusan Presiden No. 36 tahun 1990, kemudian mutasi baru virus penyebab Covid-19, perkembangan pandemi Covid-19 semakin meningkat, dan cakupan vaksinasi Covid-19 belum mencapai target.
Syarat sekolah tatap muka adalah terkendalinya transmisi lokal (positivity rate) <5 persen dan menurunnya tingkat kematian.
Dan rekomendasi IDAI apabila sekolah tatap muka tetap dilaksanakan dengan menyiapkan blended learning, yaitu orang tua dan anak bebas memilih. lalu hak dan perlakuan sama untuk anak yang tatap muka dan daring. Selanjutnya, inovasi baru dalam belajar mengajar, contohnya di ruang terbuka.
Berikut panduan untuk sekolah dan para orang tua siswa :
- Semua guru dan pengurus sekolah yang berhubungan dengan anak dan orang tua sudah divaksin.
- Jam masuk dan pulang sekolah bertahap.
- Buat kelompok belajar kecil yang berinteraksi secara terbatas di sekolah.
- Awasi dan hindari kerumunan di gerbang sekolah.
- Di kendaraan antar jemput, gunakanlah masker dan jaga jarak. Kemudian buka semua jendela.
- Siapkan fasilitas cuci tangan di lokasi strategis (sebelah kelas, sebelah toilet, dll).
- Di ruang kelas, buka semua jendela ruangan.
- Gunakan Hepa filter atau stand-alone air cleaner MERV Protokol pembersihan kelas setiap hari.
- Pemetaan risiko komorbid adalah siswa dan orang tua, atau tinggal dengan lansia, serta guru.
- Anak dengan komorbid atau penyakit kronik sebaiknya tetap belajar daring.
- Semua anak, guru, dan petugas sekolah diperiksa swab sebelum sekolah dibuka kembali. Swab ulang secara berkala untuk quality control protokol kesehatan.
- Alur mitigasi Tim UKS bila ada warga sekolah yang sakit:
- Ada murid dengan gejala Covid-19, maka harus dipastikan dan diisolasi
- Ada murid yang kena Covid-19, maka belajar tatap muka dihentikan serta tracing pada murid, guru, dan petugas sekolah yang terlibat. - Siswa, guru, atau petugas sekolah yang suspek Covid-19 harus.
- Ada alur mitigasi bila ada murid, orang tua, guru, atau petugas sekolah yang positif Covid-19.
- Skrining mandiri anak setiap hari sebelum masuk sekolah seperti gejala dan kontak. Anak tidak boleh
masuk sekolah bila sedang sakit. - Ada materi edukasi yang disosialisasikan berkala sebelum anak masuk sekolah. Ada materi edukasi yang dipasang di area sekolah.
- Latih anak menggunakan masker yang benar, tempat pembuangan masker yang tepat dan siapkan masker cadangan. Kemudian ajarkan anak untuk tidak pegang mata, hidung, dan mulut, tanpa cuci tangan. Imbau anak tidak bertukar alat minum atau alat lain. Dan, ajarkan etika batuk dan bersin.
- Orang tua melatih anak mengenali tanda Covid 19 mandiri dan melaporkan bila ada orang serumah yang sakit. Dan tidak stigmatisasi teman yang kena Covid-19.
- Penjagaan khusus untuk anak berisiko tinggi. Tekankan pentingnya tetap di rumah, tanpa pengurangan nilai, bila anak sakit atau harus isolasi.
- Perhatikan kesehatan mental anak. Fasilitasi anak dan orang tua yang mau tetap belajar daring.
#satgascovid19 #ingatpesanibu
#pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan #cucitanganpakaisabun